Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 07:15 WIB | Rabu, 10 Juni 2020

Unhas: Kembangkan E-Magic Pembersih Aerosol Atasi COVID-19

Alat yang diperlukan atasi risiko penularan virus di kedokteran gigi.
Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, menguji E-Magic versi UH1 untuk mengatasi COVID-19 di Makassar, hari Selasa (9/6/2020). (Foto: Humas Unhas/Antara)

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM-Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar membuat alat yang dapat menyerap buangan aerosol, membunuh bakteri dan virus, dan memproses menjadi udara bersih.

Inovasi teknologi kesehatan itu diberi nama E-Magic (Extraoral Mobile Aerosol Guide Channel) versi UH1, dan berguna untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Ketua Tim E-Magic Unhas, Muh Ansar, ST MSc PhD, menjelaskan alat itu relatif lebih murah ketimbang produk impor, namun kualitasnya setara. “Alat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis, terutama dalam bidang kesehatan gigi,” kata Ansar.

Pada saat dokter gigi merawat pasien di klinik atau rumah sakit, ancaman yang dihadapi adalah munculnya aerosol dari pasien yang berpotensi mengandung bakteri dan virus. Dalam situasi pandemi, ancaman keselamatan tenaga medis ketika merawat pasien gigi menjadi lebih besar. Produksi aerosol yang dihasilkan dari proses merawat dan memperbaiki gigi pasien, berpotensi mengandung virus berbahaya.

Apalagi jika pasien adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang merupakan pembawa virus COVID-19 yang saat ini menjadi pandemi global.

Dalam suasana pandemi, masyarakat diminta menutup mulut dengan masker. Tetapi di rumah sakit dan klinik gigi, pasien diminta untuk membuka mulut. Itukan potensi menyebarkan virus yang sangat besar. Itulah sebabnya, produk ini akan sangat dicari,” kata Ruslin.

Uji Coba Prototipe

Prototipe ini telah diuji coba pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas, dan dapat bekerja dengan baik. Proses pembuatan prototipe ini membutuhkan waktu singkat. Awalnya, direncanakan selama sepekan, karena beberapa komponen didatangkan dari luar negeri, prosesnya menjadi tiga pekan.

“Karena ini prototipe, biayanya mencapai hampir 20 juta. Namun untuk produksi selanjutnya, kami perkirakan di bawah 10 juta rupiah. Komponen lokal yang dikandung adalah 60 persen, sementara 40 persen komponen masih harus kita datangkan dari luar,” lanjut Ansar.

E-Magic berfungsi untuk menyerap buangan aerosol, percikan saliva, dan darah dalam lingkup kerja kedokteran gigi. Alat ini mengaplikasikan metode disinfektasi empat layer, yaitu: HEPA 10, HEPA 12, UV-C, dan HEPA 12.

Saat dinyalakan, aerosol dari mulut pasien akan dihisap alat kemudian masuk melalui houst. Aerosol ini akan dibawa menuju cleaning room yang akan melewati proses pembersihan bertahap, yaitu: pemisahan virus dan bakteri melalui filter HEPA (dua kali), kemudian sterilisasi dengan lampu UV-C.

Udara dan aerosol keluar dari cleaning room pada dasarnya sudah steril. Namun untuk memastikan, udara yang melewati gerbang keluar disaring lagi dengan filter HEPA.

Dengan proses empat layer ini, dapat dipastikan udara yang keluar sudah benar-benar bersih dari virus dan bakteri. Salah satu keunggulan dari E-Magic ini adalah filter HEPA yang digunakan bersifat washable (bisa dicuci), sehingga tidak perlu membeli atau mengganti filter baru. (Antara)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home