Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:21 WIB | Selasa, 24 Mei 2022

UNHCR: Pengungsi Mencapai Mencapai Rekor Teringgi, 100 Juta Orang

UNHCR: Pengungsi Mencapai Mencapai Rekor Teringgi, 100 Juta Orang
Pengungsi Rohingya menunggu di kapal angkatan laut untuk diangkut ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala, di Chittagong, Bangladesh, pada 29 Desember 2020. (Foto: dok. AP/Mahmud Hossain Opu)
UNHCR: Pengungsi Mencapai Mencapai Rekor Teringgi, 100 Juta Orang
Anak-anak menggambar di sebuah restoran yang diubah menjadi tempat penampungan bagi mereka yang melarikan diri dari perang dari wilayah timur negara itu di Dnipro, Ukraina, Rabu, 20 April 2022. (Foto: dok. AP/Leo Correa)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jumlah orang yang terpaksa melarikan diri dari konflik, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penganiayaan telah melampaui angka 100 juta jiwa. Ini untuk pertama kalinya dalam catatan jumlah pengungsi yang didorong oleh perang di Ukraina dan konflik mematikan lainnya, kata Badan Pengungsi PBB, hari Senin (23/5).

“Seratus juta adalah angka yang mencolok, serius dan mengkhawatirkan dalam ukuran yang sama,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (NHCR), Filippo Grandi. “Ini rekor yang seharusnya tidak pernah dibuat.

“Ini harus menjadi peringatan untuk menyelesaikan dan mencegah konflik yang merusak, mengakhiri penganiayaan dan mengatasi penyebab mendasar yang memaksa orang yang tidak bersalah meninggalkan rumah mereka,” tambah Grandi.

UNHCR mengatakan bahwa jumlah orang yang dipindahkan secara paksa di seluruh dunia mendekati 90 juta pada akhir tahun 2021, didorong oleh gelombang baru kekerasan atau konflik berkepanjangan di negara-negara termasuk Ethiopia, Burkina Faso, Myanmar, Nigeria, Afghanistan dan Kongo.

Sejak itu, perang di Ukraina telah memaksa lebih dari enam juta orang meninggalkan negara itu dan delapan juta lainnya mengungsi di Ukraina.

Angka 100 juta mewakili lebih dari 1% dari populasi global dan terdiri dari pengungsi dan pencari suaka serta orang-orang yang terlantar di dalam negara mereka sendiri karena konflik. Angka yang baru-baru ini dimasukkan oleh Pusat Pemantauan Pemindahan Internal sebesar 53,2 juta, kata UNCHR dalam sebuah pernyataan.

“Tanggapan internasional terhadap orang-orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina sangat positif,” kata Grandi. “Belas kasih itu hidup dan kami membutuhkan mobilisasi serupa untuk semua krisis di seluruh dunia.”

Namun, Grandi menunjukkan bahwa pada akhirnya “bantuan kemanusiaan adalah paliatif, bukan obat.”

“Untuk membalikkan tren ini, satu-satunya jawaban adalah perdamaian dan stabilitas, sehingga orang yang tidak bersalah tidak dipaksa untuk bertaruh antara bahaya akut di rumah atau pelarian berbahaya dan pengasingan,” kata Grandi. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home