Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 10:05 WIB | Selasa, 09 Juni 2015

'Untung Ada Gubernur Gila Berani Bangun MRT'

(Foto: Gubernur DKI jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi keynote speaker dalam acara Cities Summit di Ciputra World, Kuningan, Jakarta, Selasa (9/6). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "Tidak peduli masyarakat mau caci maki saya, nggak pilih saya kembali, tapi sesudah itu mereka akan bilang, untung ada gubernur gila yang berani bangun MRT dan bayar itu semua." 

Begitulah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi keluhan masyarakat terkait macetnya jalan yang terjadi karena pembangunan sarana transportasi massal. 

Proyek pembangunan transportasi massal seperti kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan pembangunan jalan layang Tendean - Ciledug yang mulai dicanangkan di DKI Jakarta diakui membuat lalu lintas cukup macet. 

Kemacetan yang terjadi di jalur-jalur yang terdampak pembangunan jalan dan sarana transportasi massal dikeluhkan pengguna jalan. 

Namun kendati mendapat protes dari masyarakat, Ahok menyatakan pembangunan yang dilakukan merupakan pembenahan agar lima tahun ke depan kemacetan dapat berkurang drastis. 

"Yang dilakukan (pemerintah) saat ini seperti sedang melakukan operasi. Kalau sudah dioperasi, penyakit macet bisa sembuh. Tapi untuk melalui operasi perlu sakit dan dibius. Ini sama kayak pembangunan jalan di Jakarta," ujar  Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (9/6). 

Ahok menyayangkan pembangunan MRT ini tidak dilakukan sejak dulu. Padahal, jika pembangunan transportasi berbasis rel dilakukan 28 tahun yang lalu, kemacetan Jakarta diprediksi tak separah saat ini. 

"Justru saya pikir kenapa MRT sejak 28 tahun lalu nggak dibangun-bangun, karena jabatan politis hanya lima tahun," kata Ahok.

Banyak kepala daerah, ucap Ahok, memilih jalur aman dan tak berani melakukan pembenahan agar terpilih di periode kedua. 

"Makanya banyak kepala daerah mikir ngapain bangun (MRT) bikin macet. Yang penting selamat kepilih dua kali dulu deh. Soal nanti Jakarta macet total nggak dipikirin," kata Ahok. 

Ia pun merelakan lima tahun ke depan Jakarta akan macet karena berbagai pembangunan layanan transportasi massal, namun setelahnya masyarakat dapat merasakan perubahan yang cukup drastis. LRT saja, kata Ahok diprediksi dapat mengurangi kemacetan hingga 30 persen. 

Bila MRT dan LRT tak segera dibangun, pada 2022 nanti, mantan politikus Gerindra ini memprediksi orang akan semakin sulit bergerak di jalan. 

"Kita putuskan waktu dengan Pak Jokowi, kami tidak peduli orang mau caci maki Jakarta macet karena bangun MRT," ungkap Ahok. 
 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home