Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 09:34 WIB | Rabu, 13 Juli 2016

Van Gogh Ternyata Memotong Seluruh Telinganya

Potret diri Vincent van Gogh. (Sumber: Vincent van Gogh/telegraph.co.uk)

CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah penelitian baru menemukan sketsa-sketsa sebagai bukti bahwa pelukis pascaimpresionis terkenal asal Belanda, Vincent Van Gogh, ternyata memotong seluruh bagian telinganya, bukan sebagian, sebelum dua tahun kemudian bunuh diri.

Sketsa-sketsa tersebut, yang digambar oleh Dr Felix Rey yang merawat luka Van Gogh pada 1888, ditemukan di arsip perpustakaan Universitas California.

Dari gambar itu, seperti dilaporkan BBC, terlihat telinga Van Gogh sebelum dan setelah pemotongan, yang menunjukkan pelukis ini mengiris seluruh bagian telinganya hingga hampir putus.

Laporan sebelumnya memperlihatkan dia hanya memotong bagian cuping atau sebagian telinganya.

Sketsa-sketsa Dr Rey itu ditemukan oleh Bernadette Murphy, bersama dokumen-dokumen lain milik Irving Stone, yang bekerja sama dengan Dr Rey pada 1930.

Murphy, seperti dilaporkan telegraph.co.uk, mantan guru sejarah, mulai penelitiannya tentang Van Gogh setelah mengunjungi Arles, rumah seniman tersebut pada 1880-an, di Prancis selatan. Temuan-temuannya akan diterbitkan dalam sebuah buku baru berjudul Van Gogh's Ear: The True Story, berdasarkan dokumentasi BBC.

Penelitiannya juga memberi informasi lebih jelas mengenai Rachel, wanita yang 'dihadiahi' potongan telinga oleh Van Gogh dengan tulisan, "Jaga benda ini dengan hati-hati." Perlu tujuh tahun bagi Murphy untuk meneliti tentang sosok Rachel ini. 

Temuan memperlihatkan Rachel bukanlah seorang pekerja seks komersial sebagaimana dugaan selama ini, melainkan seorang perempuan yang terpaksa bekerja sebagai pembantu di rumah-rumah bordil dan juga sebagai tukang pembersih di kantor-kantor.

Van Gogh, menurut BBC, mengiris telinganya karena menderita depresi berat dan sehari kemudian ditemukan oleh polisi untuk dilarikan ke rumah sakit.

Dua tahun setelah peristiwa itu, pelukis terkenal ini bunuh diri pada 1890. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home