Loading...
SAINS
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:22 WIB | Rabu, 29 Juli 2015

Wagub DKI Perbolehkan Siswa Pakai Atribut MOS

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mempersilakan pihak sekolah atau pegurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) memberlakukan atribut bagi siswa baru selama masa orientasi asal bermanfaat dan mengasah kreativitas.

“Kalau atribut yang mendukung silakan saja karena itu bentuk kreativitas mereka dan mendidik, bukan mempermalukan,” kata Djarot kepada satuharapan.com di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/9) seusai mengunjungi penutupan masa orientasi siswa di SMP N 70 Jakarta.

Selama masa orientasi yang berlangsung sejak hari Senin hingga Rabu ini, Djarot mengaku belum mendapat laporan sekolah yang melakukan perpeloncoan terhadap murid-murid baru. Dinas Pendidikan DKI pun melaporkan hasil tinjauan yang cukup baik kepada Djarot. Artinya, masa orientasi siswa di seluruh wilayah di DKI relatif berjalan dengan baik.

Namun demikian, bila nanti ditemukan ada laporan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan akan memanggil pihak sekolah untuk selanjutnya diberi sanksi.

Selama ini, momok perpeloncoan memang membayangi siswa baru. Apalagi, kerapkali panitia masa orientasi membuat peraturan tak masuk akal kepada siswa baru untuk mengenakan atribut-atribut yang mempermalukan. Laporan perlakuan kasar dari kakak kelas juga banyak diterima pemerintah di tahun-tahun sebelumnya.

Namun di tahun ini, Djarot memastikan masa orientasi tidak melenceng dari tujuan awalnya, yakni mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa didik baru.

“Untuk kasus kekerasan dan yang mempermalukan, itu yang nggak bener. itu kan dari dulu turun-temurun, MOS jadi ajang balas dendam. Kakak kelas nanti gantian ngerjain adiknya. Buat apa sih pakai-pakai kalung dari singkong, topi macam-macam tapi nggak ada tujuannya? Orientasi itu kan sifatnya pengenalan pada gurunya, pada temannya, pada lingkungan sekolahnya,” ujar mantan akademisi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya itu. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home