Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:13 WIB | Jumat, 27 Juni 2014

Wamenkes: Perlu Upaya Kolaborasi Tanggulangi Hepatitis-HIV/AIDS

Kita perlu Revolusi Pencegahan HIV (Ilustrasi: aids-ina.org)

JAKARTA,  SATUHARAPAN.COM  - Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti, menyatakan pembahasan masalah penyakit hepatitis tidak dapat dilepaskan dari pembahasan HIV/AIDS,  karena beberapa jenis hepatitis menular seperti HIV/AIDS menyerang kelompok populasi yang sama.

"Beberapa bagian dari penderita HIV/AIDS itu menderita hepatitis dan sebaliknya. Jadi jika hepatitis tidak kita kendalikan, meskipun kita telah kendalikan HIV/AIDS, bisa jadi orang dengan HIV/AIDS meninggal bukan karena AIDS tapi karena hepatitisnya," ujar Wamenkes, usai usai membuka Pertemuan Konsultasi Nasional Pengendalian Hepatitis Indonesia di Jakarta, Kamis (26/6).

Virus hepatitis terdiri atas, Hepatitis A,B,C,D dan E, di mana hepatitis A dan E dapat ditularkan secara fecal oral (dari anus ke mulut),  tetapi dinilai bukan ancaman serta dapat dsembuhkan dengan baik.

Pencegahan untuk kedua jenis hepatitis tersebut,  adalah dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), akses air bersih yang memadai serta pengelolaan makanan secara baik dan benar.

Sedangkan untuk Hepatitis B,C dan D, ditularkan secara parenteral seperti, penggunaan bersama alat-alat pribadi dengan penderita,  atau melalui hubungan seksual.

Untuk Hepatitis B telah dilakukan upaya imunisasi pada bayi sejak 1997, namun untuk Hepatitis C belum ditemukan vaksinasi meski penderitanya dapat disembuhkan.

Indonesia disebut Ghufron,  termasuk dalam negara dengan endemisitas tinggi, atau berarti prevalensi penderita yang tetap tinggi sepanjang tahun.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,  diperkirakan pengidap Hepatitis B dan C berjumlah 28 juta orang, dengan prevalensi Hepatitis B sebesar 9,4 persen dan prevalensi Hepatitis C sebesar 2,1 persen.

Selain imunisasi bagi hepatitis B, upaya pengendalian hepatitis yang dilakukan pemerintah meliputi promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penapisan darah donor oleh unit transfusi darah PMI, deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil, deteksi dini hepatitis B bagi tenaga kesehatan dan pengembangan surveilans bagi kelompok masyarakat beresiko tertular.

Meski demikian, Wamenkes menyebut upaya-upaya tersebut masih perlu untuk ditingkatkan untuk dapat menekan laju penularan, mengurangi angka kesakitan dan kematian serta meningkatkan kualitas hidup bagi yang telah terinfeksi.

"Melalui pertemuan ini saya harap agar para peserta pertemuan dapat mulai memikirkan, mengembangkan dan memasukkan dalam rencana kerja upaya pengendalian virus hepatitis sebagai upaya prioritas atau dikolaborasikan dengan program lain," ujar Ghufron. (Ant)  

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home