Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Bayu Probo 14:38 WIB | Selasa, 10 Desember 2013

Wapres: Jalur Kereta Api harus Dinaikkan

Wakil presiden mengomentari kecelakaan KRL Serpong-Tanahabang. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Presiden Boediono mengatakan jalur kereta api harus dinaikkan sehingga tidak mengganggu persimpangan jalan di kota yang sangat banyak dalam upaya menghindari kecelakaan. Sebelumnya, Ketua DPR, Marzuki Alie, Selasa (10/12).

“Walaupun telah dilakukan perbaikan dengan cukup baik di bidang perkeretaapian, tetapi perbaikan harus terus dilakukan. Dalam jangka panjang tidak bisa tidak kereta api di dalam kota ini harus dinaikkan,” kata Boediono kepada pers usai menjenguk para korban tabrakan KRL dengan truk pengangkut BBM, di RS Suyoto Jakarta, Selasa.

Ikut menemani Wapres saat menjenguk para korban antara lain Ibu Herawati Boediono, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboy, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin, serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Boediono telah meminta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Perhubungan dan beberapa instansi lainnya untuk membuat studi tentang rancangan jalur di atas di dalam kota.

“Saya minta untuk dilakukan studi dengan detail dan kita mencoba melaksanakan tahap demi tahap dalam jangka panjang,” kata Boediono.

Studi ini dilakukan tidak hanya untuk kota metropolitan saja, tetapi juga untuk kota besar dan kota-kota lain di luar Jakarta yang cukup padat.

Ditambahkan Boediono dalam jangka yang lebih pendek, salah satu solusi untuk mengurangi risiko tabrakan di perlintasan sebidang ini adalah dengan membuat jalan bawah tanah (underpass).

“Kalau ada perlintasan sebidang yang padat, barangkali perlu kita buat rencana untuk `underpass`,” ujar Wapres. Pemerintah pusat, tambahnya, tentu akan membantu dan bersama-sama dengan pemerintah daerah, dan juga PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuat “underpass” yang perlu dilakukan.

Wapres juga meminta dilakukan pengecekan dari peralatan keselamatan secara rutin, baik yang ada di dalam kereta maupun yang ada di luar kereta oleh PT KAI maupun Kementerian Perhubungan.

Dalam kesempatan itu Boediono juga meminta Direktur Utama PT KAI untuk memberikan edukasi tentang keselamatan bagi penumpang kereta dengan membuat pengumuman atau petunjuk-petunjuk yang ditempelkan di dalam kereta.

“Petunjuk apa-apa yang harus dilakukan kalau ada kecelakaan, saya kira bisa dilakukan dengan cepat, di situlah kita mengedukasi masyarakat,” kata Boediono.

Untuk para penumpang dan karyawan yang menjadi korban, Wapres mengatakan bahwa semua santunan harus dipenuhi dan biaya perawatan serta pengobatan ditanggung oleh PT Jasa Raharja.

Wapres meminta kepada pemerintah daerah maupun instansi terkait untuk membantu para penumpang yang kehilangan surat-surat penting. “Saya harapkan pihak terkait, apakah di pemda untuk difasilitasi, dengan memberikan prioritas,” ujar Wapres.

Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan penghargaan kepada dokter dan tenaga medis yang sudah memberikan pertolongan dan perawatan kepada korban dengan baik.

Wapres pun memuji sikap warga masyarakat yang berada di sekitar kecelakaan yang memberikan pertolongan dengan cepat, sigap dan penuh rasa solidaritas turut membantu. Sikap warga tersebut menepis anggapan bahwa keakraban dan rasa saling bantu di kota telah hilang.

“Jadi tidak benar bahwa rasa solidaritas itu telah hilang, sama sekali tidak ternyata. Banyak sekali warga yang jiwanya benar-benar mulia untuk membantu satu sama lain,” kata Boediono.

Marzuki: Tertibkan Sekitar Pintu Kereta Api

Ketua DPR RI Marzuki Alie menegaskan, aparat terkait harus menertibkan sekitar pintu kereta api guna mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas seperti yang terjadi di Bintaro.

Marzuki dalam pernyataan pers yang disampaikan di Jakarta, Selasa, menyatakan, aparat harus menindak tegas para pengemudi yang berhenti di sekitar pintu kereta karena berpotensi membahayakan keselamatan orang.

“Saya melihat di banyak stasiun-stasiun kereta api yang melewati jalan raya, para sopir angkutan umum itu seenaknya memarkir kendaraannya atau ngetem menunggu penumpang kereta yang mau melanjutkan perjalanan dengan kendaraan umum lainnya,” katanya.

Hal itu harus ditertibkan karena mengganggu dan membahayakan pengguna jalan lainnya. “Saya juga masih kerap melihat sopir kendaraan umum yang ugal-ugalan dan tampaknya juga masih di bawah umur. Tindak tegas dan cabut izin operasinya,” kata Marzuki.

Saat ini, menurut Marzuki, pemerintah berupaya membenahi sektor transportasi umum yang bisa dilihat dan dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Namun pembenahan harus terus dilakukan terutama mengedukasi pengguna jalan akan pentingnya mematuhi aturan.

“Saya melihat pembenahan terus dilakukan oleh pemerintah dan itu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tapi memang masih ada kekurangan yang harus dibenahi dan menjadi tanggung jawab pemerintah,” katanya.

Kecelakaan itu apa pun penyebabnya adalah akibat kelalaian pengemudi kendaraan truk dan bukan salah kereta maupun masinisnya karena ada perlintasan dan dijaga tapi tetap saja menerobos.

Dia pun meminta aparat kepolisian untuk menyelidiki secara tuntas dan transparan penyebab kecelakaan di pintu kereta api di Bintaro yang menyebabkan beberapa orang tewas dan puluhan luka-luka.

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini melihat ada tiga kemungkinan yang bisa menjadi penyebab kecelakaan, yaitu faktor kesengajaan, faktor kelalaian atau ketidakberdayaan akan kondisi jalan saat itu.

“Masyarakat tentunya meminta pihak kepolisian untuk secara cermat dan terbuka menyelidiki penyebab kecelakaan antara truk BBM dengan KRL itu. Polisi harus bisa mengusut apakah kecelakaan itu disebabkan oleh faktor kelalaian, kesengajaan atau ketidakberdayaan atas kondisi perlintasan yang macet,” katanya.

Marzuki juga khawatir bahwa penyebab kecelakaan adalah akibat faktor kesengajaan. Hal ini berdasarkan posisi truk tangki BBM yang berada di tengah perlintasan ketika kereta melalui perlintasan tersebut dan sopir truk yang sempat melompat keluar dari kendaraannya.

Sopir kendaraan BBM atau yang membawa muatan-muatan berbahaya seharusnya menyadari risiko membawa kendaraan dengan muatan seperti itu lebih besar dari membawa kendaraan biasa. “Para sopir kendaraan seperti kendaraan pengangkut BBM ataupun bahan kimia dan bahan-bahan berbahaya lainnya itu harus menyadari bahwa risiko membawa muatan seperti itu lebih tinggi dan seharusnya mereka lebih berhati-hati. Saya kira harus diselidiki apakah ada unsur kesengajaan atau sabotase,” katanya.

Dia menyatakan turut berduka cita kepada para korban maupun keluarga korban akibat tabrakan maut antara truk tangki BBM Pertamina dan KRL kemarin. “Saya berharap keluarga tabah menghadapi cobaan dan juga berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa datang,” katanya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home