Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 17:59 WIB | Kamis, 26 Februari 2015

Warga Australia Terbunuh Membela Milisi Kristen Melawan ISIS

Ash Johnston (Foto: The Australian)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM – Mantan tentara cadangan negara bagian Australia, Queensland, Ash Johnston, menjadi pejuang Barat pertama yang terbunuh oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau ISIS, saat berperang di pihak milisi Kristen Suriah yang bergabung dengan pasukan Kurdi. Ia telah meninggalkan Canberra untuk membantu upaya pemberantasan terorisme di Irak.

Menurut The Australian, Johnston, 28, telah menghabiskan tujuh tahun kariernya di tentara cadangan Angkatan Darat, tetapi sebagian besar menjalaninya dengan menjadi anggota misi penjaga perdamaian. Lalu ia bergabung dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dalam memerangi ISIS, dengan memakai nama Heval Bagok Sherhad.

Departemen Pertahanan Australia memastikan bahwa mantan tentara cadangan tersebut telah meninggal.

"Departemen Pertahanan menyadari bahwa mantan anggota Tentara Cadangan Australia diyakini telah terbunuh di Irak utara, diduga ketika berperang bersama pasukan Peshmerga melawan Daesh," kata pernyataan Departemen Pertahanan Australia. Daesh adalah nama lain ISIS sedangkan Peshmerga adalah pasukan Kurdi.

"Karena ketentuan Privacy Act, Departemen Pertahanan tidak akan merilis informasi lebih lanjut tentang pengabdian militer mantan anggota atau data pribadi mereka."

Menurut laporan, Johnston terbunuh setelah truk regunya diserang ketika mengalami kerusakan di dekat Gunung Sinjar. Di tempat itu pejuang Kurdi telah mencoba mengusir ISIS setelah kelompok ekstermis yang dikutuk seluruh dunia itu menawan ribuan wanita dan anak-anak Yazidi dan menjadikannya sebagai budak.

The Australian mengatakan, Johnston selama ini berusaha mempertahankan kontak dengan teman-teman dan kerabat di luar negeri. Ia sebelumnya telah belajar berbahasa Kurdi, baik secara online maupun secara pribadi.

Menurut The Australian, ia dibesarkan di Maryborough, Queensland, tetapi belakangan bermukim di Canberra, di mana beberapa keluarganya juga menetap.

Seorang juru bicara Kurdi menyiapkan pidato tentang kematian Johnston dan dimuat di akun facebook perekrutan pejuang asing untuk Kurdi, The Lions of Rojava.

"Kami dari  YPG dengan menyesal memberitahu Anda tentang kematian salah satu dari pejuang Barat paling berani yaitu Heval Bagok Sherhad," demikian pernyataan juru bicara itu.

"Dia adalah pejuang Barat pertama yang menjadi martir memerangi kejahatan ISIS. Rest in Peace untuk saudara kita."

"Sepanjang waktunya di Kurdistan ia memiliki dampak positif pada masyarakat kami melalui kerendahan hati dan kebaikannya kepada semua orang yang ditemuinya. Dia diambil dari kami dalam serangan heroik terhadap posisi ISIS di sebuah desa kecil di dekat Shingal (Sinjar)."

"Regunya terdiri dari delapan pejuang dalam sebuah truk yang mengalami kerusakan dan  mereka membentuk posisi untuk mengusir ISIS  tanpa rasa takut dan tanpa memperhatikan keselamatan sendiri."

"Mereka secara besar-besaran kalah dalam jumlah dan persenjataan namun tak kenal takut dalam menghadapinya karena mereka tahu kematian ISIS berarti menyelamatkan nyawa masyarakat sipil yang tak terhitung jumlahnya. Dia adalah seorang prajurit tak kenal takut dan orang besar yang luar biasa."

Direktur  Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, juga mengonfirmasi kematian warga Australia itu. "Belasan orang Barat telah bergabung dengan pejuang YPG. Banyak orang asing berperang di semua sisi dalam perang Suriah," kata Rahman.

 

"Mereka relawan tidak dibayar," kata dia kepada AFP

“YPG tidak aktif melakukan perekrutan, tetapi dari orang-orang berbagai negara, seperti Kanada, AS, Inggris, Spanyol, Australia, Belanda, Austria dan Prancis telah pergi ke Suriah untuk bergabung dengan YPG," kata dia.

Beberapa diantara mereka memiliki pengalaman perang sebab mereka mantan tentara.

Bulan Desember, Australia mengungkapkan 20 warga negaranya telah bepergian ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan terbunuh.

Pasukan Kurdi berperang melawan ISIS dalam berbagai front, yang didukung oleh koalisi yang dipimpin AS. Mereka melancarkan serangan terhadap posisi-posisi jihadis pada Agustus dan di Suriah pada September.

Banyak warga Barat yang bepergian ke Irak untuk bergabung dengan kelompok-kelompok Kristen melawan ISIS, termasuk kelompok Dwekh Nawsha, yang artinya adalah mengorbankan diri sendiri. Kelompok ini adalah pasukan perlindungan kaum Kristen Asyur di Suriah.

Kelompok ini terbentuk sesudah ISIS melancarkan serangan besar di sekitar Mosil di Irak, yang membuat ratusan ribu warga Irak mengungsi dari tempat tinggal mereka.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home