Loading...
HAM
Penulis: Kris Hidayat 21:09 WIB | Senin, 23 September 2013

Warga Sampang Menyepakati Piagam Perdamaian Rakyat

Warga Sampang Menyepakati Piagam Perdamaian Rakyat
Piagam Perdamaian Rakyat dan Para Pengungsi yang sedang berjamaah (foto: Istimewa).
Warga Sampang Menyepakati Piagam Perdamaian Rakyat

SIDOARJO, SATUHARAPAN.COM -  Senin (23/9) sore ini telah berlangsung islah (perdamaian) di Pengungsian Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo,  dengan disepakati Piagam Perdamain Rakyat oleh pengungsi warga Syiah Sampang dan 50 orang perwakilan warga dari Desa Bluuran, Karanggayam dan Panden.

Hertasning Ichlas dari YLBH Universalia yang turut menyaksikan proses islah tersebut menceritakan, kekuatan rakyat yang tumbuh semata-mata karena kepentingan persaudaraan dan pengakuan lelah berkonflik.

Hertasning  menceritakan kepada satuharapan.com bahwa  mereka ingin terus mengawal proses ini tanpa dipengaruhi oleh isu perbedaan Sunnah-Syiah, dan mereka berpendapat biarlah itu urusan Allah. "Kita cukup menjadi hamba Allah yang saling berbuat baik dan menghormati keyakinan masing-masing," tutur Hertasning.

Mereka juga menghimbau pemerintah untuk membantu proses islah ini dengan mendukung proses dan mendorong percepatan rekonsiliasi lebih konkret lagi. Hadir dalam pertemuan tersebut Polsek Sampang dan beberapa orang staf.

Gerakan islah Sampang adalah upaya asli dari warga kampung Bluuran, Karanggayam dan Panden, tempat warga pengungsi Syiah berasal ,sekaligus tempat kejadian kekerasan Sampang. Proses ini diawali beberapa kali kunjungan ke tempat pengungsi Syiah di Rusunawa Sidoarjo.  

Dari kunjungan-kunjungan itu terjadi “laku maaf”, keinsyafan dan kehendak kuat untuk hidup bersama kembali. Beberapa pihak tersebut adalah aktor yang terlibat dalam konflik. Pihak pengungsi dan warga menyatakan sudah lelah dan merasa diperalat oleh fitnah dan provokasi yang mengoyak persaudaraan mereka sebagai saudara, kerabat dan tetangga.

Prinsip islah yang mereka inginkan telah tertuang dalam Piagam Perdamaian Rakyat yang dibuat masing-masing pihak pengungsi dan masyarakat dari Desa Bluuran, Karanggayam dan Panden. Piagam tersebut telah pula disosialisasikan dan mendapat dukungan penuh dalam bentuk tanda tangan dari perwakilan dari masing-masing pihak.

Gerakan islah rakyat Sampang ini bagaikan oase sejuk di tengah situasi fitnah, provokasi dan politisasi kebencian oleh pihak yang terus ingin melanggengkan kekerasan. Islah ini pula diharapkan pula mampu memberi dukungan bagi negara dan pemerintah yang selama ini selalu bingung dan gamang untuk menyelesaikan dan melakukan hal-hal yang benar dan konstitusional secara tegas dan berwibawa, kata Hertasning.

Gerakan Perdamaian Rakyat ini sangat diharapkan membantu menjelaskan misi dan tujuan islah ini. Demikian juga diharapkan pemerintah dan warga Indonesia  segera terlibat mendukung penuh momentum islah dan pemulangan pengungsi. Pada akhirnya semua pihak mendapat pelajaran yang baik dan penuh kejujuran bahwa masyarakat Sampang sebenarnya masyarakat Muslim yang cinta damai, penuh persaudaraan dan mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan cara yang beradab dan sesuai dengan nilai Islam yang penuh rahmat dan kasih sayang. 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home