Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:08 WIB | Senin, 09 November 2015

Warga Taiwan Apresiasi Pertemuan Xi-Ma di Singapura

Ilustrasi: Presiden Taiwan Ma Ying Jeou (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) saat melakukan pertemuan bilateral bersejarah di Hotel Shangri-La, Singapura, hari Sabtu (7/11). (Foto: scmp.com).

TAIPEI, SATUHARAPAN.COM – Penduduk Taiwan menganggap pertemuan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou di Singapura pada hari Sabtu (7/11) merupakan sebuah langkah positif.

“Saya pikir itu (pertemuan Xi Jinping- Ma Ying Jeou, Red) baik untuk mempertahankan hubungan antara (Tiongkok, Red) daratan dan Taiwan,” kata Hsieh Chinchung, warga Yunlin county di Taiwan Barat, hari Minggu (8/11) seperti diberitakan Xinhua.

Pemuda berusia 20 tahun tersebut merupakan mahasiswa baru di Sun Yatsen University di Guangzhou, provinsi Guangdong, Tiongkok.

Chinchung tidak menganggap Tiongkok dan Taiwan bermusuhan karena dia sering  mengunjungi Tiongkok,  karena banyak kerabat berasal dari Tiongkok. 

“Saya mulai menetap di daratan (Tiongkok, Red) ketika saya usia sekolah menengah pertama. Saya bertemu dengan sebagian besar teman-teman saya di Taiwan daratan. Sekarang saya menganggap diri sebagai penduduk  Guangzhou. Saya suka masakan lokal dan saya dapat berbicara bahasa Kanton (bahasa resmi Taiwan, Red),” kata Chinchung.

Sementara itu pendapat positif serupa dituturkan Chang Yichen. Dia adalah warga Taiwan yang berasal dari Kaohsiung, saat ini Yichen sedang menjalani studi program  pascasarjana berusia 22 tahun  di Universitas Peking di Beijing, Tiongkok.

“Saya  sudah di Beijing selama dua bulan. Saya menerima gelar sarjana saya di hukum dari Taiwan Chengchi University,” kata Yichen.

Yichen  memilih untuk belajar untuk gelar  master di sebuah perguruan tinggi di Tiongkok karena dia ingin tahu lebih banyak tentang Tingkok.

“Saya  masih dapat menggunakan berbagai fasilitas makanan dan minuman, tapi  saya berharap masalah pemisahan diselesaikan sesegera mungkin. Hanya sebuah negara bersatu bisa menunjang kompetisi global, tidak ada keraguan bahwa Taiwan dan daratan (Tiongkok, Red) saling membutuhkan,” kata Yichen.

David Gosset,  pendiri Euro-China Forum mengapresiasi positif pertemuan kedua pemimpin karena kedua negara akan  bergerak untuk menangkal lebih banyak dan berkoordinasi pada perdamaian.

“Dalam konteks ini, maka banyak orang akan mengingat 7 November 2015 sebagai hari bersejarah oleh banyak orang di dunia,” kata Gosset.

Zhang Zhijun,  Kepala Kantor Kerja Taiwan dari Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok menyebut  Xi dan Ma, dalam kapasitas mereka sebagai  pemimpin yang visioner karena bertukar pandangan selama pertemuan yang digelar tertutup itu.

“Pertemuan di Asia Tenggara (Singapura, Red) adalah sebuah terobosan dalam tatap muka pertukaran dan komunikasi antara para pemimpin di Selat Taiwan setelah hubungan menjadi tegang menyusul peristiwa 1949,” kata Zhijun.

Zhijun  mengatakan pertemuan itu  meningkatkan saling percaya dan memungkinkan untuk pertukaran opini tentang penanganan hubungan Laut China Selatan.

Selain itu, menurut Zhijun pertemuan tersebut akan membantu mengkonsolidasikan konsensus yang dicapai dalam pembicaraan antara kedua belah pihak pada tahun 1992 dan mendukung prinsip satu-Tiongkok yang bersatu, dan menjaga perkembangan  hubungan damai kedua negara. (xinhuanet.com).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home