Website Kekerasan Seksual untuk Akses Korban Laporkan Kasusnya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Website atau laman kekerasan seksual telah digagas Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, yang juga didukung sejumlah relawan, peluncurannya turut didukung dan diapresiasi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bertempat di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Jumat (6/12), laman yang baru diluncurkan tersebut yakni www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id.
Menurut Ahok inisiatif Komnas Perempuan untuk membuat website sangat bagus, karena tidak semua orang yang mengalami kekerasan berani melaporkan langsung. “Saya kira ini bagus, mereka inisiatif sekali membuat sebuah website, ada email, karena nggak semua orang berani telepon, orang seperti itu kan mengalami sesuatu, dia kan butuh curhat, karena kan tidak bisa cerita sama orangtua, sama saudara, dia takut kan,” kata Ahok usai menghadiri peluncuran laman tersebut.
Dia katakan, dengan adanya sarana seperti ini korban bisa bercerita, dan para konselornya maupun para relawan bisa membantu. “Orang masih trauma kan, kita tunjukkan respek, empati melakukan sesuatu untuk membantu,” kata Ahok.
Saat ini, laman yang tersedia memberikan informasi kasus kekerasan seksual berbasis liputan media massa. Nanti, laman ini akan menjadi platform pengaduan korban. Untuk mengadu, korban dapat mengirimkan email, mengisi formulir yang ada di laman, ataupun men-tweet.
Oleh karena itu, laman ini diharapkan dapat memperluas akses korban untuk melaporkan kasusnya dan memungkinkan penanganan lebih cepat. Sampai hari ini menurut informasi Komnas Perempuan, masih banyak korban yang tidak dapat melaporkan kasusnya, sebab ketiadaan informasi publik mengenai ke mana harus melapor dan dukungan apa saja yang bisa didapat korban.
Laman juga akan dihubungkan dengan pusat layanan pengaduan yang dikelola pemerintah daerah dan kepolisian sehingga korban dapat segera memperoleh bantuan penanganan yang ia butuhkan.
Peluncuran laman ini bertepatan dengan Hari Tidak Ada Toleransi Kekerasan Terhadap Perempuan yang diperingati tiap 6 Desember, dan menjadi bagian dalam rangkaian kegiatan “Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan” (K16HAKtP).
Pada 6 Desember 1989, terjadi pembunuhan massal di École Polytechnique, Montreal, Kanada yang menewaskan 14 mahasiswi dan melukai 13 lainnya (13 di antaranya perempuan) dengan menggunakan senapan semi otomatis kaliber 223. Pelaku melakukan tindakan tersebut karena percaya bahwa kehadiran para mahasiswi itulah yang menyebabkan dirinya tidak diterima di universitas tersebut. Sebelum pada akhirnya bunuh diri, lelaki ini meninggalkan sepucuk surat yang berisikan kemarahan amat sangat pada para feminis dan juga daftar 19 perempuan terkemuka yang sangat dibencinya.
Editor : Bayu Probo
Partai Oposisi Korea Selatan Ajukan Mosi Pemecatan Presiden ...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Partai-partai oposisi Korea Selatan, hari Rabu (4/12), mengajukan mosi untuk ...