Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:52 WIB | Kamis, 23 Januari 2014

Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia

Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Hemming, penanggung jawab Yayasan Tzu Chi yang mendirikan posko di GPIB Koinonia. (foto-foto: Prasasta Widiadi).
Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Aktivitas Yayasan Tzu Chi di GPIB Koinonia.
Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Aktivitas Yayasan Tzu Chi di GPIB Koinonia.
Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Situasi banjir di Jalan Otto Iskandar Dinata yang masih tergenang banjir pada Senin (20/1).
Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Sejumlah orang antri pelayanan kesehatan di sebuah posko di Jl. Jatinegara Barat pada Senin (20/1).
Yayasan Buddha Tzu Chi Menangani Korban Banjir di Gereja Koinonia
Aktivitas Yayasan Tzu Chi di GPIB Koinonia.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Banjir yang melanda Jakarta pada 2014 ini, telah membuka kepedulian sesama, bahkan lintas kepercayaan, untuk saling membantu dalam mengurusi korban banjir. 

Salah satu kelompok atau organisasi yang mengkoordinir bantuan bagi para pengungsi banjir adalah Yayasan Buddha Tzu Chi. Yayasan itu menggelar posko bantuan banjir bagi para pengungsi pada Senin (20/1) di Gedung Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Koinonia, Jakarta, bersebelahan dengan tenda Komando Distrik Militer (Kodim) 0505 Jakarta Timur yang telah berdiri pada sepekan sebelumnya.

Ada beberapa relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang siang itu tengah berkoordinasi dengan anggota Kodim 0505 Jakarta Timur, yang sebelumnya telah selesai memasak makanan, dan juga lauk-pauk, yang siap dihidangkan kepada para pengungsi korban banjir yang berada di GPIB Koinonia.      

Tenda milik yayasan itu berwarna biru, dihiasi tulisan beraksara Mandarin, dan di sebelahnya tertera tulisan “Yayasan Buddha Tzu Chi” berukuran 4,5 x 4 meter, berisi beberapa kursi dan tiga meja, di atas meja terdapat nasi yang telah dipanaskan tim Kodim 0505 Jakarta Timur, di dalam panci besar penanak nasi.

Selesai berkoordinasi, mereka bahu-membahu memindahkan meja dan panci besar yang telah berisi nasi yang siap dibungkus.

Penanggung jawab dari Yayasan Buddha Tzu Chi di GPIB Koinonia, Hemming, mengatakan kepada satuharapan.com bahwa pihaknya bekerja selama tiga hari di GPIB Jemaat Koinonia. “Tergantung juga banjirnya nanti bagaimana,” kata Hemming.

Yayasan itu telah berkoordinasi dengan salah satu panitia pengelola bantuan korban banjir GPIB Koinonia untuk menyalurkan bantuan. Hemming yang hadir bersama kurang lebih 15 relawan, mengatakan yayasannya memberikan barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan dasar pengungsi, yang mereka sebut paket banjir, terdiri atas selimut, peralatan tidur, sarung, dan handuk.

Yayasan yang pendiriannya diprakarsai Master Cheng Yen pada 1966 di Taiwan itu sebenarnya memiliki tim untuk dapur umum di kantor pusatnya, akan tetapi Yayasan Buddha Tzu Chi cukup fleksibel dengan kondisi di pengungsian.

Hemming mengatakan apabila di pengungsian sudah ada pos lain yang mengurusi makanan, lembaganya tinggal membantu proses distribusi makanan tersebut. itu sebabnya yayasan yang melandasi kegiatannya pada cinta kasih tanpa membedakan agama, ras, etnis, negara, dan bangsa itu di tempat pengungsian bekerja dengan tim Kodim, membantu mengemas dan mendistribusikan makanan, walau sesungguhnya mereka memiliki kemampuan yang sama untuk menyajikan makanan bagi pengungsi.

“Kalau dari mereka (tentara) bisa masak, ya kami akan bantu siapkan pengemasan, dan mereka (pengungsi) akan kami layani dengan baik. Pada intinya kami hanya akan kirim logistiknya aja,” kata Hemming kepada satuharapan.com.

Yayasan Buddha Tzu Chi tidak berencana menempatkan posko baru di sekitar Jalan Jatinegara Barat, dan belakang Pasar Jatinegara, karena menurut pengamatan Hemming di wilayah antara Terminal Kampung Melayu hingga Kebon Pala telah tersedia banyak posko lain yang terdiri atas berbagai golongan hingga partai politik tertentu.

Tidak Ingin Menyusahkan Pengungsi

Pada prinsipnya yayasan tidak ingin menyulitkan warga sekitar. Namun, apabila warga sekitar telah menyiapkan segala sesuatu maka, kata Hemming, lembaganya akan membantu distribusi makanan dengan tepat sasaran.

“Yang membungkusi nasi ya relawan kami, atau nantinya kami meminta bantuan relawan komunitas di sekitar lokasi. Pengungsi tidak usah bantu. Kami tidak mau menyusahkan mereka,” kata Hemming.

Siap membungkusi makanan, Hemming dan timnya bergegas menuju kendaraan operasional mereka menuju Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Jakarta Timur untuk melakukan survei apakah masih ada pengungsi yang membutuhkan bantuan makanan.

GOR Jakarta Timur di Jalan Otista, dan GPIB Koinonia, merupakan tempat pengungsian resmi yang ditunjuk Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk menampung para pengungsi banjir.  


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home