Loading...
DUNIA
Penulis: Kris Hidayat 20:04 WIB | Jumat, 21 Februari 2014

Zamboanga: Kota di Filipina Selatan yang Promosikan Kerukunan

Zamboanga: Kota di Filipina Selatan yang Promosikan Kerukunan
Fr. Sebastiano D Ambra, PIME, pendiri Gerakan Silsilah Dialog. (Foto: silsilahdialogue.com)
Zamboanga: Kota di Filipina Selatan yang Promosikan Kerukunan
Fr. Sebastiano D Ambra mengajarkan kerukunan kepada orang-orang muda di Filipina.

ZAMBOANGA, SATUHARAPAN.COM - Dewan Kota Zamboanga di Filipina, baru-baru ini menyetujui pembentukan sebuah dewan lintas iman yang bertujuan untuk mendorong kebijakan yang lebih pluralistik.  Salah satu anggota dewan tersebut adalah Gerakan Dialog Silsilah, sebuah kelompok utama yang mempromosikan kerukunan di kota Zamboanga.

Di Desa Harmoni, yang terletak 10 kilometer dari Kota Zamboanga, terletak di perbukitan rendah dan dan areal hutan dengan luas desa 14 hektar. Di desa itu banyak ditemui rumah ibadah untuk umat Kristen dan Muslim, dan di desa inilah Gerakan Dialog Silsilah berawal. Nama Silsilah berasal dari Bahasa Arab yang berarti rantai, sebuah kata yang dipilih karena dapat  merepresentasikan kepercayaan kelompok-kelompok Muslim, Kristen dan penganut berbagai kepercayaan adalah satu keluarga. 

Gerakan ini didirikan seorang Misionaris Italia bernama Pastor Sebastiano D’Ambra pada 1984. Pastor Sebastiano pada awalnya mengamati kehidupan orang Muslim, Kristen dan juga penduduk asli di sini, yang tidak terlalu sering berdialog. Pastor Sebastiano bertindak menjadi penengah dan jembatan antara Muslim dan Kristen.

Pada 2000, ketika Presiden Filipina Joseph Estrada menyatakan ‘perang’ melawan Pemberontak Muslim Moro di Mindanao. Gerakan Dialog Silsilah menanggapi dengan Inisiatif Rantai Harmoni, di mana semua anggota lintas iman berdoa untuk perdamaian. Hasilnya, semakin banyak orang yang menjalani hidup mereka dalam damai.

Desa Harmoni adalah gagasan kelompok ini yang dimulai pada 1999. Ustad Garson Hamja yang berusia 37 tahun adalah salah satu guru yang aktif mengajarkan hidup rukun. “Kami adalah tahanan dari masa lalu, di mana kami diajarkan bahwa orang Kristen datang untuk memurtadkan Muslim. Ketika ibu saya bergabung dengan Gerakan Dialog Silsilah, dia menginspirasi saya untuk menjadi seorang Muslim yang lebih baik. Karena ibu saya bersikap lebih baik pada tetangga Kristen kami,” demikian kesaksian Garson.

Kota Zamboanga menjadi pusat konflik antara militer dan Front Pembebasan Nasional Moro, sebuah kelompok Muslim pemberontak, selama lebih dari empat dekade. Pada September 2013, pemberontak menyerang dan memproklamirkan kemerdekaan di Kota Zamboanga. Perang ini menewaskan lebih dari 200 orang, bangunan dibakar dan banyak dari mereka yang meninggalkan kota itu.

Di antara mereka ada anggota Silsilah bernama Rasma Sappan yang berusia 35 tahun. Rasma Sappan menceritakan, “Saya juga melarikan diri dari perang tahun lalu. Tapi kami meneruskan pekerjaan kami untuk mengurus anak yatim yang orangtuanya jadi korban kekerasan. Kami juga membantu masyarakat menyembuhkan trauma mereka setelah krisis Zamboanga.”

Dalam beberapa tahun terakhir, para anggota Gerakan Dialog Silsilah telah membantu proses negosiasi antara pemerintah dan kelompok pemberontak Moro. Upaya mereka telah membantu terwujudnya penandatanganan kesepakatan damai antara kedua pihak.

Saat ini, Gerakan Dialog Silsilah berinsiatif menawarkan program untuk perdamaian di Desa Harmoni. Virginia Montebon juga anggota kelompok itu yang berkata, "kelompok ini membantu orang untuk melanjutkan kehidupan mereka."

“Di Pusat Padayon, kami tidak membeda-bedakan. Misalnya pada suatu Minggu, seorang pria tak dikenal yang datang dari desa yang jauh, mencari tambahan darah untuk istrinya. Orang-orang menyarankannya untuk datang kepada kami. Kami memberikan surat rujukan ke rumah sakit umum. Pada hari berikutnya, ia mengucapkan terima kasih berkat kami istrinya bisa dirawat.”

Kelompok Gerakan Dialog Silsilah baru-baru ini dianugerahi Penghargaan Perdamaian Goi untuk kontribusinya dalam perdamaian. Tapi Pastor Sebastiano tidak melihat ini sebagai akhir dari perjuangan.

Sebuah slogan yang hidup di tengah komunitas ini, “Mengusahakan perdamaian dengan dialog.” Komunitas juga mendorong adanya satu doa yang disebut Doa Harmoni. Pada 2010, misalnya, PBB mengenalkan Pekan Kerukunan Lintas Iman Dunia, dan berlangsung dengan baik, karena sejalan dengan apa yang dilakukan Gerakan Dialog Silsilah. (Asia CallingKBR68H, portalkbr.com/asiacalling)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home