Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 16:35 WIB | Kamis, 27 November 2014

5 Pasar Rakyat Molor, Basuki Beri Swasta Kesempatan Terakhir

Kepala PD Pasar Jaya, Djangga Lubis. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pembangunan lima pasar rakyat yang oleh swasta yakni PT Kurnia Jaya Realty bersama BUMD DKI Jakarta, PT Wijaya Karya (Wika) terancam molor, namun Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama masih memberikan kesempatan kepada pihak swasta tersebut, karena dia mengakui dalam hal ini ada unsur kesalahan Pemprov DKI juga.

“Kemarin sudah kita panggil, kita tidak percaya pada swastanya, kita percaya pada Wika, inipun kalau Wika tidak mau teruskan ya kita cabut izinnya, tapi Wika menyanggupi,” kata Basuki di Balai Kota, Kamis (27/11).

Lima pasar rakyat yang dimaksud adalah, Pasar Manggis (Jakarta Selatan), Pasar Pesanggrahan (Jakarta Selatan), Pasar Kebon Bawang (Jakarta Utara), Pasar Kampung Duri (Jakarta Barat), Pasar Nangka Bungur (Jakarta pusat). Groundbreaking kelima pasar tersebut diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang bertempat di lokasi Pasar Manggis pada 6 November 2013, ditargetkan pembangunannya selama 6-7 bulan terhitung mulai dari groundbreaking.

PT Kurnia Jaya Realty  merupakan sebuah konsorsium dari lima perusahaan pengembang, yang tengah mengerjakan pembangunan proyek properti terpadu yaitu Benhil Central, di atas area pasar Bendungan Hilir (Benhil) seluas 1,8 hektar, dengan nilai investasi sekitar Rp 1,2 triliun. Properti terpadu 40 lantai yang diklaim sebagai peremajaan pasar ini direncanakan menjadi pasar modern lengkap dengan apartemen dan perkantoran.

Melalui CSR, pihak swasta juga berkewajiban membangun proyek Pemprov DKI Jakarta, yaitu lima pasar rakyat sebagai kompensasinya. Pihak swasta tersebut bekerja sama dengan PT Wika selaku pelaksana. Karena melesetnya pelaksanaan dari PT Kurnia Jaya Realty, PT Wika sempat berniat mengambil alih, namun setelah pembicaraan kemarin, akhirnya pembangunan pasar rakyat dilanjutkan kembali oleh swasta.

“Betul (molor, Red) karena katanya ada toko yang digugat orang segala macam, tapi di sini masih ada porsi salah kita, ya sudah saya lepaskan, tapi kalau meleset lagi saya sita aset yang sudah mereka bangun,” tegas Basuki.

5 Pasar Rakyat Target April 2015

Kepala PD Pasar Jaya, Djangga Lubis menjelaskan keterlambatan pembangunan lima pasar rakyat bukan karena masalah dana, melainkan kendala lain. tetapi lima pasar tersebut ditaegetkan akan rampung pada April 2015.

“Sekarang harus tambah tukang, tambah buruhnya supaya bisa cepat, targetnya April kelima pasar rakyat tersebut sudah diresmikan. Ini kita yakin bisa karena pasarnya sederhana, seperti pasar Manggis, cepat kok hanya dua lantai, sekarang sudah selesai sudah masuk pedagangnya, cuma kita belum resmikan. Kita juga masih belum tahu apakah sekaligus atau satu-satu diresmikannya,” jelasnya menambahkan.

Kendati demikian, dari lima pasar tersebut sudah ada satu pasar yang selesai, yaitu Pasar Manggis. Saat ini di Pasar Manggis dari 300an kios yang dibangun, sudah penuh terisi pedagang existing (yang direlokasi sebelumnya, Red), ada pula pedagang baru, tetapi hanya beberapa kios.

“Keempat pasar lainnya saat ini masing-masing tetap jalan, di Nangka Bungur dan Kebon Bawang baru bangun fondasi, di Pesanggarahan sudah jadi dua lantai. Yang belum di Kampung Duri, karena terkendala perubahan desain, kita tidak tahu sebelumnya kalau pasar kita terkena rencana jalan dari pusat,” urai Djangga di Balai Kota.

Sedangkan kendala lainya dikatakan Djangga, adanya gugatan yang dilayangkan para pedagang Pasar Benhil yang tidak setuju direlokasi sementara, selama masa peremajaan pasar tersebut.

“Di Pasar Benhil kita digugat pedagang, sebetulnya kita sudah memenangkan gugatan itu, jadi sebenarnya hambatan itu sudah tidak ada lagi, tinggal PT Kurnia dan Wika itu jalan lagi, ketegasan itu yang juga diminta Pak Gubernur dari Wika,” tegas Djangga.

Konsep Pasar Rakyat

Pasar rakyat merupakan kelas pasar lingkungan yang nantinya sewa bangunan akan digratiskan dari pemprov DKI Jakarta, pedagang hanya bayar Biaya Pengelolaan Pasar (BPP), seperti untuk keamanan, kebersihan, operasional, dan listrik, dengan kisaran harga Rp 2500 per meter.  

Dalam pasar rakyat ini ada lahan basah dan toko klontong yang dipisahkan. Kios digratiskan artinya kios yang diberikan memiliki hak pakai 20 tahun, dan tentunya tidak boleh diperjualbelikan.

“Sistemnya pinjam pakai, jadi pedagang tidak boleh dipindahtangankan. Kalau dia sudah tidak mau berdagang di situ lagi, akan masuk pedagang lain,” urainya. 

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home