Loading...
RELIGI
Penulis: Martha Lusiana 17:32 WIB | Jumat, 24 April 2015

Agama Mempengaruhi Kesehatan Mental

Jalaluddin Rakhmat dalam acara bedah buku "Menjumpai Tuhan: Bunga Rampai Refleksi Agama", di ruang diskusi ICRP, Jakarta, kemarin (23/4). (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gordon W. Allport, ahli psikologi sosial, mengungkap adanya pengaruh agama terhadap kesehatan mental. Hal itu disampaikan Jalaluddin Rakhmat, seorang tokoh agama dalam program bedah buku karya Gordon W. Allport, Perjalanan Menjumpai Tuhan: Bunga Rampai Refleksi Agama.

Jalaluddin Rakhmat politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan, Allport menemukan ada dua cara orang beragama, yakni cara beragama ekstrinsik dan intrinsik.

Orientasi agama ekstrinsik adalah agama dipakai untuk memenuhi kebutuhan eksternal seseorang, misalnya untuk memelihara pergaulan. “Jadi, agama digunakan untuk meningkatkan statusnya di masyarakat. Agama digunakan untuk kepentingan politik. Ini baru saya ketahui setelah menjadi anggota DPR,” kata Jalaluddin Rakhmat di ruang diskusi Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Jakarta, Kamis (23/4).

Sedangkan instrinsik memakai agama untuk mengarahkan kehidupan. Seseorang tidak menggunakan agama, tetapi hidup berdasarkan agama yang diyakininya. “Ia menjadikan agama bukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain, melainkan agama tersebut menjadi tujuan hidupnya sendiri,” urai Jalaluddin Rakhmat yang biasa dipanggil Kang Jalal.

Berdasarkan klasifikasi itu, Allport menemukan bahwa orang-orang yang beragama secara ekstrinsik lebih besar kemungkinannya untuk menderita gangguan kejiwaan, misalnya stress, depresi, atau kecemasan yang berlebihan.

Akan tetapi, Kang Jalal melanjutkan, bagi orientasi agama intrinsik, orang-orang menjadikan agama sebagai ungkapan untuk memahami kehidupan. Agama dapat mendatangkan ketenangan, harapan, dan optimisme.

“Jadi, orang-orang yang terhempas dalam kehidupan menemukan harapannya dalam pemaknaan agama yang diyakininya. Dalam hal itu, agama membantu kesehatan jiwanya,” ujar aktivis kelahiran Bandung 1949 ini.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home