Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 14:01 WIB | Kamis, 28 Juli 2016

Ahok Pilih Jalur Parpol, Teman Ahok Pilih Setia

Ketua Teman Ahok, Aditya Yogi Prabowo, saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal relawan dan partai pendukung Ahok di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, hari Rabu (27/7). (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menyatakan Teman Ahok akan tetap setia mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai calon yang akan diusung partai politik (Parpol). Dengan kata lain, Teman Ahok tidak merasa kecewa dengan pilhan Ahok yang memilih maju melalui jalur parpol dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

“Teman Ahok tidak akan meninggalkan Pak Ahok. Kami menghargai dan mendukung keputusan Pak Ahok,” ujar Amalia kepada satuharapan.com usai acara halal bihalal relawan dan partai pendukung Ahok, di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, hari Rabu (27/7).

Ahok akhirnya menentukan jalur pencalonan dalam Pilkada DKI 2017 melalui parpol bersama-sama dengan Teman Ahok untuk melanjutkan tugasnya membenahi Jakarta.

Amalia menjelaskan kendaraan partai dan kendaraan yang dirakit oleh Teman Ahok melalui sejuta KTP mempunyai tujuan yang sama untuk mendukung Ahok untuk melanjutkan tugasnya membenahi dan menjadikan Jakarta menjadi lebih baik pada periode 2017-2022.

Teman Ahok telah melakukan dialog dengan perwakilan dari tiga partai pendukung Golkar, Nasdem, dan Hanura. Teman Ahok, dikatakan oleh Amalia, dipastikan akan dilibatkan dalam bagian dari tim sukses pemenangan Ahok. Teman Ahok siap bekerja sama dengan teman-teman dari partai politik.

“Kami sudah berdialog dan kami akan selalu dilibatkan. Namun, kami masih menunggu akan diajari seperti apa, karena secara pribadi saja saya belum ada pengalaman politik. Kita solid dengan parpol,” ujar Amalia.

Sebelumnya, Teman Ahok melakukan gerakan pengumpulan sejuta KTP karena merasa ada Ahok sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan di Jakarta, tapi terancam tidak bisa maju kembali.

“Saat itu karena tidak punya partai, tengah berseteru dengan DPRD DKI, bahkan terancam dimakzulkan, sehingga kecil kemungkinan Ahok akan dicalonkan kembali oleh partai politik," tutur Amalia.

Dia menegaskan, Teman Ahok tidak anti parpol, tetapi kecewa terhadap partai politik yang ada seolah tidak mendengarkan suara masyarakat. 

"Jadi tujuan Teman Ahok saat itu adalah menunjukan pada parpol, bahwa jika partai tak mendengar suara kami, maka kami bisa bergerak sendiri. Teman Ahok bergerak untuk menyediakan kendaraan alternatif untuk Ahok maju ke pilkada lewat jalur perseorangan. Sebuah jalur yang sah dan diakui oleh konstitusi,” katanya.

Menurutnya, kini sejuta KTP dukungan untuk Ahok telah terkumpul. Kendaraan alternatif telah dirakit Teman Ahok bersama dengan masyarakat Jakarta yang sudah berpartisipasi siap digunakan.

Di sisi lain, tiga partai yang menyatakan mendukung Pak Ahok untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017, disertai dengan surat rekomendasi resmi. Jumlah kursi ketiga partai tersebut di DPRD DKI juga telah memenuhi syarat untuk bisa mengajukan calon. Artinya, ada dua kendaraan yang bisa digunakan oleh Ahok untuk maju kembali.

Ahok mengibaratkan Teman Ahok adalah sebuah bus yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Hanya saja, rute yang dilalui memang lebih jauh, jalannya terjal, dan penuh risiko terhadang, bahkan bisa tergelincir di jalan.

"Tetapi kami telah mempersiapkan diri menghadapi jalan terjal tersebut. Kami siap untuk turun dan mendorong kendaraan bus beramai-ramai saat melewati jalan terjal dan risiko yang menghadang. Kami juga akan mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal di sepanjang rute yang akan dilalui bus ini. Meski berat, kami yakin bisa melewatinya," ucap Amalia.

Sementara itu, tiga parpol pendukung telah menyediakan kendaraan yang juga siap melaju mengantarkan Ahok ke tujuan. Kendaraan partai ibarat sedan yang bisa melaju di jalan yang mulus. Rute yang akan dilalui kendaraan ini relatif lebih mudah dan aman.

Dari pembicaraan Teman Ahok dengan partai pendukung ‘pemilik kendaraan’ (Golkar, Hanura, dan Nasdem) terjadi kesepakatan bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama, dan tak mempermasalahkan jalur. "Kita bisa seiring sejalan, konvoi bersama mencapai tujuan tersebut. Jika Ahok naik bus kami, mobil dari partai siap mengawal. Begitu juga jika Ahok memutuskan naik mobil partai, bus besar kami siap mengikuti," katanya.

Amalia menegaskan demi kepentingan masyarakat Jakarta, Teman Ahok sadar harus menepikan ego atas keputusan yang telah diambil.

“Semoga keputusan ini adalah jalan terbaik menuju Jakarta yang lebih baik,” tutur Amalia.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home