Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 11:15 WIB | Senin, 20 Juni 2016

Aksi FPI Tolak Bukber Lintas Agama, Rusak Sakralitas Puasa

Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR- RI) KH. Maman Imanulhaq. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR- RI) K.H Maman Imanulhaq mengecam keras aksi penolakan terhadap kegiatan buka puasa Sinta Nuriyah Wahid di Semarang beberapa waktu lalu.

Ketua LDNU itu menyebut jika aksi penolakan itu menunjukan ketidakmengertian yang sengaja terus dipelihara. Tidak mau belajar, merasa paling benar sendiri dan merasa yang paling mengerti agama.

“Arogansi itu bentuk indikasi pemahaman keagamaan yang dangkal. Ini berbahaya karena merusak ketenteraman juga memicu konflik agama. Justru aksi mereka itu malah merusak saklaritas puasa," Maman dalam siaran persnya yang diterima satuharapan.com, di Jakarta hari Minggu (19/6).

Maman menilai tidak ada yang keliru dengan tradisi Sinta yang sudah dilakukan sejak 2001 itu karena kegiatan itu juga diadakan di pesantren, kolong jembatan, pura, wihara, penjara dan tempat lain.

Bahkan sudah jutaan orang yang bergembira dengan kegiatan istri almarhum Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini. Memakan takjil dengan gembira dan bisa berbagi keluh kesah tentang hidup mereka dengan Shinta.

“Sulit dipahami acara positif kok dibubarkan. Aneh saja," kata Pengasuh PP. Al-Mizan Jatiwangi itu.

Tidak hanya mengecam aksi penolakan oleh salah satu ormas Islam, Maman juga mengecam kicauan akun-akun yang menghina istri Presiden RI ke 4 itu seperti Mustofa Nahrawardaya lewat akun Twitter @TofaLemon yang menyinggung keterbatasan Bu Sinta atas upayanya berbagi dengan orang lain.

 “Bikin tweet itu yang cerdas dan mencerahkan, ini malah bikin gaduh yang enggak jelas. Apalagi katanya dia aktivis," kata Maman.

Atas dua perlakuan terhadap Sinta itu, Maman mendesak adanya tindakan tegas dari Pemerintah.

 “Jangan ada pembiaran. Dari soal-soal seperti ini relasi keagaaman kita terus-terusan terganggu. Karena bisa jadi menyulut konflik yang lebih luas. Isu agama itu sensitif mesti diantisipasi. Kuncinya ya ketegasan Pemerintah itu," kata dia.

Sebelumnya, Gereja Yakobus Zebedeus, Pudak Payung, mengundang Sinta Nuriyah Wahid berbuka puasa bersama dengan beberapa tokoh Katolik Semarang.

Tujuannya, gereja ingin membangun kerukunan lintas agama.

Acara buka bersama (bukber) istri Gus Dur ini digelar di halaman Gereja Yakobus Zebedeus Pudak Payung. Namun, belum juga bukber terlaksana, Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah sudah melayangkan protes.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum  


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home