Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 21:53 WIB | Jumat, 18 Agustus 2017

Arktika Terus Kehilangan Lapisan Es

Ilustrasi. seekor beruang kutub berdiri di atas lapisan es di dekat Arktika, wilayah Kanada (22/7). Lapisan es dilaporkan semakin mengecil di Arktika. (Foto: voaindonesia.com)

KANADA, SATUHARAPAN.COM – Beberapa tahun lalu, pada musim panas sekalipun, wilayah Arktik tertutup lapisan es tebal dan tidak bisa dicapai lewat laut. Kini, beruang-beruang kutub bisa berdiri di atas sebongkah es dan dikelilingi lautan. Dan kapal pemecah es Nordica seberat 13.000 ton milik Finlandia bisa melintasinya tanpa hambatan.

Duke Snider, navigator yang memandu kapal melintasi perairan berbahaya, mengatakan ketebalan es disini dulunya sampai beberapa meter.

“Tahun lalu, misalnya, wilayah yang tertutup es seluruhnya ini, meleleh sepenuhnya sampai-sampai Selat McClintock bebas dari es, ini adalah kejadian yang sangat langka,”  kata Duke Snider.

Pengamatan satelit sejak 1979, menunjukkan lapisan es di Arktika berkurang sekitar 88.000 kilometer persegi setiap tahun, setara dengan ukuran Serbia. Para ilmuwan mengatakan penurunan itu tidak bisa dipulihkan meskipun negara-negara yang menandatangani perjanjian iklim Paris 2015, mematuhi janji mereka untuk menjaga agar pemanasan global di bawah dua serajat Celsius.

Pakar iklim Andrew Weaver mengatakan, “Arktika meleleh pada tingkat sekitar 2,5 persen per dasawarsa bulan Mei, dan sekitar 10,4 persen per dasawarsa pada bulan Agustus.”

Sebagian menganggap ada manfaatnya.  Jalur Northwest yang sebelumnya beku dari Atlantik utara ke Pasifik utara kini terbuka pada musim panas, sehingga memungkinkan kapal-kapal pesiar, kapal pukat ikan dan kapal-kapal dagang yang mengangkut barang-barang kepada komunitas setempat untuk melintas. Tapi dampak negatifnya bisa berlangsung lama.

Pakar perubahan iklim Michael Byers mengatakan, “Anda bisa melakukan wisata kapal pesiar untuk melihat beruang-beruang kutub, hewan yang mungkin akan langka dalam 20 atau 50 tahun lagi.”

Penduduk setempat mengatakan, bahkan anak-anak mereka menyadari adanya perubahan dan memiliki pendapat beragam.

Maatiusi Manning, penduduk Pulau Baffin, mengatakan, “Ketika es di teluk kami meleleh, anak-anak menyadarinya dengan cepat. Mereka kerap mengatakan, “Oh, ada kapal lewat, ada kapal berlabuh.” Putera saya senang-senang saja, tapi puteri saya mengatakan, “Oh, jalur kita lenyap.”

Para ilmuwan mengatakan, apabila tren itu berlanjut, sebagian besar anak-anak Inuit akan segera mengalami musim panas tanpa es, dan mungkin musim dingin tanpa es. (voaindonesia.com)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home