Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 08:23 WIB | Senin, 05 September 2016

AS akan Bantu Turki Bawa Pelaku Kudeta ke Pengadilan

AS akan Bantu Turki Bawa Pelaku Kudeta ke Pengadilan
Menteri Luar Negri AS John Kerry (kiri) dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kanan) berjabat tangan sebelum pertemuan KTT G20 di Hangzhou pada 3 September 2016. Para petinggi dunia berkumpul di Hangzhou untuk KTT ke-11 G20 dari 4 hingga 5 September. (Foto-foto: AFP)
AS akan Bantu Turki Bawa Pelaku Kudeta ke Pengadilan
Amerika Serikat dan Tiongkok pada 3 September 2016 secara formal bergabung dalam kesepakatan iklim Paris. Kesepakatan tersebut dilakukan jelang pertemuan para pemimpin negara G20 di Hangzhou pada 4 hingga 5 September 2016.
AS akan Bantu Turki Bawa Pelaku Kudeta ke Pengadilan
Presiden Tiongkok Xi Jinping berjabat tangan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di West lake State Guest House di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Tiongkok pada 2 September 2016. Para pemimpin dunia berkumpul di Hangzhou untuk menghadiri KTT G20 pada 4 sampai 5 September.
AS akan Bantu Turki Bawa Pelaku Kudeta ke Pengadilan
Perdana Menteri India Narendra Modi berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Hangzou pada 4 September 2016. Modi mengunjungi Tiongkok ntuk menghadiri pertemuan pemimpin negara G20.

HANGZHOU, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk membawa para pelaku kudeta terhadap Presiden Turki Recey Tayyip Erdogan ke pengadilan, kata Presiden Barack Obama pada hari Minggu (4/9) di Hangzhou, Tiongkok.

Turki menuduh ulama yang berbasis di AS, Fethullah Gulen berada di balik aksi pemberontakan Juli lalu.

Dalam pembicaraan dengan Erdogan di sela-sela KTT G20, Obama mengatakan, "Kami akan memastikan bahwa mereka yang melakukan aksi ini akan dibawa ke pengadilan."

Ketegangan antara kedua sekutu NATO itu meningkat tajam sejak upaya kudeta yang gagal terhadap Erdogan pada 15 Juli, dengan Ankara meluncurkan tindakan keras secara luas dan menuntut AS untuk mengekstradisi Gulen.

Gulen, mantan ulama yang mengasingkan diri di negara bagian Pennsylvania, menyangkal keras keterlibatannya atas upaya penggulingan Erdogan.

Ketegangan tersebut memperburuk persepsi publik terhadap AS di Turki dan berisiko memperburuk hubungan keamanaan kedua negara.

Para pejabat AS menegaskan bahwa mereka akan mengekstradisi Gulen jika Turki bisa menunjukkan bukti bahwa dia terlibat dalam kudeta tersebut.

Pertemuan di Hangzhou adalah yang pertama antara kedua pemimpin tersebut sejak peristiwa kudeta. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home