Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:27 WIB | Senin, 24 Oktober 2016

AS dan Korut Gelar Pertemuan Informal di Kuala Lumpur

Sebuah pesawat Sukhoi SU-25 mendarat saat Wonsan Friendship Air Festival pertama di Wonsan Korea Utara pada 24 September 2016. Hanya beberapa pekan setelah menggelar uji coba nuklir kelimanya, Korea Utara menggelar pameran sipil dan angkatan udara militer pada 24 September dalam pameran kedirgantaraan publik pertama di sana. (Foto: AFP)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah mantan diplomat Amerika Serikat (AS) menggelar pertemuan tertutup pada akhir pekan lalu dengan para pejabat senior Pyongyang meski masyarakat dunia berusaha mengisolasi Korea Utara baik secara diplomasi maupun ekonomi.

Pertemuan selama dua hari di Kuala Lumpur, seperti diumumkan oleh pemerintah Korea Selatan dan AS pada hari Minggu (23/10), merupakan bagian dari serangkaian dialog informal yang dijuluki Track 2 dan dipantau secara saksama di tengah tidak adanya komunikasi resmi antara Washington dan Pyongyang.

Pada Juli silam, Korea Utara memutus saluran resmi komunikasi diplomatik dengan AS sebagai balasan atas sanksi Washington terhadap Presiden Kim Jong-Un.

“Saluran New York” sebelumnya menjadi kunci utama komunikasi antara diplomat Korea Utara dan AS di PBB.

Salah satu anggota delegasi AS dalam dialog di Malaysia adalah Robert Gallucci, yang memimpin delegasi Washington dalam mencapai kesepakatan dengan Pyongyang pada 1994 mengenai pembekuan program senjata nuklir.

Sementara itu, delegasi Korea Utara beranggotakan Wakil Menteri Luar Negeri Han Song-Ryol, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil duta besar untuk PBB.

Pertemuan tersebut digelar setelah Korea Utara pada Kamis pekan lalu melakukan uji coba rudal baru jarak menengah. Leon Sigal, akademisi sekaligus pakar masalah Korea yang hadir di kesempatan tersebut, mengatakan program nuklir Pyongyang mendominasi dialog.

Sigal menuturkan kepada kantor berita Yonhap bahwa Korea Utara kembali menegaskan pentingnya perjanjian damai dengan AS sebelum membahas program senjata negara tersebut.

Sementara itu pihak AS menegaskan kebijakan penghentian program nuklir harus menjadi prioritas utama, ujar Sigal. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home