Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:30 WIB | Sabtu, 22 April 2017

AS Kirim Diplomat ke Jepang Bahas Korut

Pasukan AS ikut serta dalam latihan militer gabungan "Max Thunder" dengan Korea Selatan di sebuah pangkalan udara AS di kota pelabuhan Gunsan pada 20 April 2017. Latihan tahunan itu melibatkan 80 pesawat tempur dan sekitar 1.500 personel militer dan akan digelar hingga 28 April. (Foto: AFP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Diplomat senior Amerika Serikat (AS) yang menangani kebuntuan nuklir dengan Korea Utara (Korut) akan berangkat ke Tokyo pekan depan untuk berunding dengan diplomat Jepang dan Korea Selatan.

Kementerian Luar Negeri AS, hari Jumat (21/4), mengatakan bahwa utusan khusus Joseph Yun akan menemui diplomat senior Kenji Kanasugi dari Jepang dan Kim Hong-kyun dari Korea Selatan pada hari Selasa (25/4).

“Ketiganya berencana mendiskusikan situasi yang berkembang di Korea Utara sebagai bagian dari konsultasi reguler tiga pihak mengenai Korea Utara untuk bertukar pikiran dan mengoordinasikan aksi,” katanya.

Negara sukutu tersebut bekerja sama untuk merespons uji coba rudal terbaru Korea Utara dan kemungkinan uji coba senjata nuklir keenam negara itu – yang dianggap Washington sebagai ancaman terhadap stabilitas global.

Ancam Sanksi Baru

Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari Kamis (20/4) mengecam keras uji coba rudal terbaru Korea Utara dan mengancam akan memberlakukan sanksi baru terhadap Pyongyang atas “perilaku mereka yang sangat mendestabilkan” situasi global.

Dalam sebuah pernyataan bulat, dewan tersebut menuntut agar Korea Utara “tidak lagi melakukan uji coba nuklir,” mengatakan bahwa “aktivitas rudal ilegal” Pyongyang “mendorong ketegangan di kawasan itu dan sekitarnya.”

Dewan tersebut mengancam akan “mengambil langkah signifikan lebih lanjut termasuk sanksi” untuk mengatasi krisis peluncuran rudal Korea Utara.

Meski pernyataan sebelumnya memperingatkan langkah lebih lanjut, teks yang disetujui menyebutkan sanksi secara khusus, menyiratkan sikap yang lebih keras dari dewan.

“Jika kami harus mulai meninjau sanksi atau aksi lain, kami akan melakukannya,” ujar Duta Besar Amerika Serikat (AS) Nikki Haley.

Pernyataan yang dirancang AS tersebut disetujui setelah Rusia menegaskan bahwa bahasa yang menegaskan perlunya mencapai solusi damai “melalui dialog” dimasukkan ke dalam teks akhir.

Moskow memblokir versi awal pernyataan itu - yang disampaikan setelah Korea Utara gagal melakukan uji coba pada Minggu - meski Tiongkok, yang merupakan sekutu Pyongyang, mengungkapkan dukungan mereka untuk hal tersebut. (AFP)

 

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home