Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Setyomurti 06:06 WIB | Selasa, 17 Mei 2016

Autokritik Jurgen Klopp

Bukankah kita belum sempurna?
Jurgen Klopp (foto: wallpaperscraft.com)

SATUHARAPAN.COM – Tidak banyak orang yang bersedia melakukan autokritik. Dan seorang dari yang sedikit itu adalah Jurgen Klopp. Meskipun Liverpool akan berlaga di final Liga Europa melawan Sevilla pada 18 mei 2016, Jurgen Klopp mengakui bahwa timnya harus berbenah untuk menyongsong musim kompetisi berikutnya.

”Pada musim depan Liverpool harus banyak berkembang. Jujur, ini adalah pertandingan paling penting bagi kami musim ini. Pada lima belas menit awal kami brilian, namun setelah enam belas menit kami kehilangan kesabaran, kami kehilangan formasi karena kehilangan kesabaran. Dan itu masalahnya,” kata Klopp.

Liverpool ditahan Chelsea 1-1 pada Liga utama Inggris pekan ke 37 di Anfield, Kamis dini hari waktu Indonesia. Liverpool mengamankan satu poin hasil seri lewat gol Christian Benteke pada injury time setelah tertinggal dari gol cantik Eden Hazard (Chelsea) pada babak pertama.

”Dalam pertandingan seperti ini keramaian supporter akan memaksa Anda. Anda perlu bersabar ketika semua orang berteriak, ’Ayo, ayo!’ Kemudian Anda berkata, ’Kemana saya harus pergi?’ Kami pada lima belas menit pertama menunjukkan kami mampu, tetapi kami memulai babak kedua tidak jauh lebih baik. Pikiran kami lebih sabar, tetapi kaki kami lelah. Setelah itu kami bermain tidak percaya diri,” jelas Klopp sebagaimana dikutip Suara Merdeka, Jumat, 13 Mei 2016.

Autokritik merupakan sikap seseorang yang mampu melihat kekurangan dan kelebihan diri dengan jujur. Tidak mencari kambing hitam menyalahkan kanan kiri, tetapi dapat menerima diri apa adanya. Sikap seperti ini akan membuat seseorang paham akan dirinya. Dan ketika seseorang paham diri, maka akan membantunya lebih mudah berkembang ke arah yang diharapkan.

Autokritik merupakan sikap bijaksana yang selayaknya dapat dilakukan dari saat ke saat agar hidup menjadi makin baik dan bermakna. Mengambil waktu sejenak dari rutinitas, melihat diri dengan jujur. Menyadari kelebihan dan kekurangan—menyadari kebaikan dan keburukan. Menerima diri apa adanya sambil tetap optimis untuk masa depan yang lebih baik.

Bukankah kita belum sempurna?

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home