Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 20:50 WIB | Senin, 16 Mei 2016

Wali Kota Bandung Nasihati Jadi Pengusaha Harus Bermental Baja

Wali Kota Bandung Mochammad Ridwan Kamil (kanan) atau yang biasa disapa Ridwan Kamil atau Kang Emil saat menjadi pemateri di Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda, di Balai Sarbini, Jakarta, hari Senin (16/5). (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Wali Kota Bandung Mochammad Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Ridwan Kamil atau Kang Emil menasehati para pengusaha muda yang hadir di Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda agar memiliki semangat tinggi apabila kegiatan wirausaha yang ditekuni mengalami kegagalan. Emil menasihati dengan mengisahkan kegagalannya dahulu saat melamar kerja di Amerika Serikat (AS).

“Sewaktu saya selesai di ITB (menamatkan strata 1 di Institut Teknologi Bandung, red) saya langsung cari kerjaan ke Amerika (Amerika Serikat, red), saya ditolak, padahal sewaktu dari Indonesia saya sudah yakin di ITB saya kuliah di tempat favorit,” kata Emil saat menjadi pemateri di Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda, di Balai Sarbini, Jakarta, hari Senin (16/5).

Emil mengemukakan saat dia melamar pekerjaan di salah satu perusahaan arsitek terbesar di Amerika Serikat tersebut, perusahaan tersebut, menurut Emil tidak terlalu familiar dengan institusi pendidikan tinggi di Indonesia. “Waduh, masa yang diterima lulusan Harvard (Harvard University, red), MIT (Massachusetts Institute of Technology, red) aja yang favorit,” kata Emil.

Emil kecewa kemudian dia menceritakan kejadian tersebut ke salah satu sahabatnya warga AS, namun dia tidak menceritakan namanya.

“Di sini kalau ngelamar kerja itu kamu harus bilang jujur, temen saya bilang begitu,” kata Emil menirukan nasihat rekannya.

Emil mengemukakan bahwa yang dimaksud sahabatnya adalah kompetensi lain yang dimiliki seorang lulusan perguruan tinggi harus benar-benar diungkapkan saat seseorang hendak melamar pekerjaan.

“Jadi waktu itu saya ditanya, kamu bisa komputer atau nggak? Saya jawab aja, ya dikit-dikit bisa lah,” kata Emil sembari diselingi gelak tawa peserta seminar.

Emil mendapat saran dari sahabatnya tersebut yang menjelaskan  perusahaan di AS membutuhkan karyawan atau orang yang siap kerja dan benar-benar jujur atas kemampuannya.

“Jadi kalau bisa komputer, ya kamu harus bilang bisa, gitu kata teman saya, jangan setengah-setengah, bilang saja kamu (Ridwan Kamil, red) gurunya komputer,” kata Emil sembari diselingi gelak tawa peserta seminar.

Emil mengambil hikmah dari kisahnya saat masih di AS yakni perbedaan budaya antara Indonesia dan AS.

Emil mengemukakan budaya malu dan rendah hati, bahkan rendah diri acapkali ditemui di Indonesia, sementara di AS dalam dunia bisnis atau pekerjaan seseorang harus memiliki kepercayaan diri berlebih untuk dapat diterima di sebuah perusahaan bergengsi di Negeri Paman Sam tersebut.

Ridwan Kamil – dalam catatan Wikipedia – merupakan alumnus program studi Strata 2 (S2) dari University of California dalam jurusan Urban Design.  Kemudian laki-laki kelahiran 1971 tersebut meneruskan  studi lanjutan S2 di University of California, saat masih di Bandung, Ridwan Kamil merupakan alumnus jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung.

“Di AS self confidence (percaya diri, red) penting," jelas Emil.

Ia  berpesan agar setiap peserta seminar dan seluruh generasi muda pegiat e-commerce meningkatkan kepercayaan dirinya agar mampu memiliki daya saing di persaingan internasional.

Perubahan

Emil mengemukakan bahwa sebagai seorang pemimpin harus membawa perubahan, di Bandung, menurut Emil perubahan tersebut tercipta dari kinerja seorang pemimpin.

“Langkah terpenting saya dengan berbagai inovasi di kota Bandung sebenarnya untuk mengubah psikologi orang Bandung, agar jangan ikut-ikutan macet dan stres, tapi mereka (warga Bandung, red) harus bahagia,” kata Emil.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home