Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:14 WIB | Kamis, 10 November 2016

Badan Pengawas Media Minta Trump Hormati Kebebasan Pers

Badan Pengawas Media Minta Trump Hormati Kebebasan Pers
Ilustrasi foto menunjukkan laman depan koran-koran India yang memuat foto kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS di New Delhi 10 November 2016. Masyarakat Amerika pada 9 November memilih Donald Trump untuk menjadi presiden AS ke-45. AFP PHOTO / PRAKASH SINGH
Badan Pengawas Media Minta Trump Hormati Kebebasan Pers
Koran-koran Indonesia memasang foto kemenangan Donald Trump di tajuk depan di Jakarta 10 November 2016. Kemenangan Trump dalam pemilu mengejutkan dunia, saat para musuh politiknya bersiap menghadapi pemimpin "berbahaya" di Gedung Putih, namun populis memuji revolusi baru itu.AFP PHOTO / ADEK BERRY
Badan Pengawas Media Minta Trump Hormati Kebebasan Pers
Demonstran berdemo menentang Donald Trump di luar Gedung Putih di Washington pada malam sebelum pemilihan presiden AS 9 November 2016. AFP PHOTO / Andrew Biraj

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Badan pengawas media Reporters Without Borders (Reporters Sans Frontieres/RSF) meminta presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menghormati kebebasan pers pasca tuduhan dia mengintimidasi wartawan selama kampanye pemilihan umumnya yang kontroversial.

Grup yang berbasis di Paris tersebut mengatakan pihaknya risau dengan ancaman yang disampaikan Trump bahwa dia akan mereformasi undang-undang pencemaran nama baik AS, sehingga “ketika New York Times atau Washington Post menulis artikel (yang mengkritik dia), kami bisa menuntut mereka.” seperti disiarkan pada hari Rabu (9/11).

Calon dari Partai Republik itu meraih kemenangan mengejutkan atas calon favorit dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, juga mencabut mandat para wartawan Washington Post yang mengikuti dia, mengeluhkan liputan “palsu dan tidak jujur” yang diterbitkan surat kabar mereka mengenai dia, kata RSF dalam sebuah pernyataan.

“Trump juga menghina dan menindas wartawan yang memberitakan dia secara negatif atau mengajukan pertanyaan sulit,” kata kelompok itu.

Miliarder tersebut menolak berpartisipasi dalam debat Partai Republik, kata RSF, “karena Fox News menolak mengganti reporternya Megyn Kelly sebagai moderator.”

Trump mengklaim bahwa Kelly sangat marah dalam kisruh sebelumnya dengan dia sampai-sampai ada “darah mengalir dari matanya, darah mengalir dari tubuhnya... dari mana saja.”

Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire mengatakan upaya Trump untuk membatasi “kebebasan pers selama kampanye presiden memberikan sinyal peringatan mengenai niatnya menjadi presiden.”

“Sebagai presiden, kami meminta dia untuk menjamin penghormatan terhadap kebebasan pers dan kebebasan berbicara berdasarkan Amendemen Pertama. (AFP)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home