Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:36 WIB | Jumat, 01 Juli 2016

Banjir Terjang Pasuruan, Jalur Surabaya - Malang Dialihkan

Ilustrasi: Kondisi banjir di Jalan Raya Malang - Surabaya Desa Buluagung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (20/2/2016). (Foto: timesindonesia.co.id/Andi Hartik)

PASURUAN, SATUHARAPAN.COM - Banjir melanda sebagian jalan raya di jalur mudik Tapal Kuda, menerjang Pasuruan, pada Kamis (30/6). Jalur yang lumpuh berlokasi di Jalan Raya Kecamatan Winongan.

Informasi yang diterima di Grup Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Jatim menyebutkan, banjir itu hingga Kamis (30/6) pagi masih terus menggenang. "Lalu lintas dari Probolinggo lumpuh. Lalu lintas dialihkan ke Purwosari," tulis Guswanto, salah satu anggota grup whatsapp BPBD.

Kecamatan yang dilanda banjir seperti dilansir dari situs bnpn.go.id adalah sebagai berikut: Kecamatan Bangil: Kelurahan Kalianyar, Desa Tambakan. Ketinggian sekitar 30-50 cm. Kecamatan Beji: Desa Kedungringin, Desa Kedungboto, ketinggian sekitar 40cm. Kecamatan Kraton: Desa Tambakrejo, Desa Sidogiri, ketinggian sekitar 50 cm. Jalur Pantura sudah bisa dilewati. Kecamatan Pohjentrek: Desa Sukorejo, ketinggian sekitar 30 cm. Kecamatan Rejoso: Desa Jarangan, Desa Patuguran, ketinggian sekitar 50 cm. Kecamatan Grati: Desa Kedawungkulon dan Kedawungwetan, sekitar 50 cm.

Dua Kereta Tertahan

Selain menggenangi jalan, perlintasan kereta di sepanjang Pasuruan-Bangil, Jawa Timur, juga tergenang banjir. Air mencapai ketinggian 18 sentimeter di atas permukaan kepala rel.

"Karena banjir tersebut, perjalanan dua kereta api, yakni Logawa jurusan Jember-Purwokerto dan Probowongi jurusan Surabaya-Banyuwangi, tertahan," kata Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasional 9 Jember, Krisbiyantoro, Kamis (30/6), seperti yang diberitakan suryamalang.tribunnews.com.

Dia mengatakan, kereta api Logawa tertahan di Stasiun Pasuruan, sedangkan kereta api Probowongi tertahan dI Stasiun Bangil. “Tertahan sejak pukul 05.30 pagi, berarti sudah tertahan empat jam,” katanya.

Krisbiyantoro menambahkan, sebenarnya PT Kereta Api berusaha untuk menyediakan angkutan darat bus bagi penumpang, namun karena kondisi jalan juga tergenang, upaya tersebut belum bisa dilakukan.

"Para penumpang masih berada di stasiun. Kami sebenarnya sudah berusaha menyediakan angkutan bus, tetapi jalannya juga banjir, akhirnya belum bisa dilakukan,” katanya.

Dia berharap, banjir bisa segera surut sehingga perjalanan kereta api bisa segera dilanjutkan. "Semoga saja airnya cepat surut," katanya.

Sehari Pasca-Banjir, Sebagian Jalan Desa di Pasuruan Masih Tergenang

Sehari setelah banjir yang melanda puluhan desa di Kota dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, genangan air belum sepenuhnya surut.

Di sejumlah jalan desa, Jumat (1/7), genangan air masih ditemui. Seperti terlihat di Jalan Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton dan Desa Jarangan, Kecamatan Rejoso. Air masih menggenangi jalan desa.

"Di Desa Jarangan, Kecamatan Rejoso masih ada genangan di jalan lingkungan sekitar 20 cm," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana, seperti diberitakan kompas.com.

Menurutnya, genangan air yang masih tersisa disebabkan oleh kondisi permukiman yang lebih rendah dari sungai, menyebabkan air sulit mengalir. "Kalau curah hujan lokal tinggi saja sudah terjadi genangan air walaupun sungai tidak meluap," katanya.

Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) di Pasuruan yang sempat ditutup akibat banjir sudah dibuka kembali, Kamis (30/6), mengingat banjir mulai menyurut.

"Sudah dibuka sejak pukul 14.30 WIB tadi," kata Kasat Lantas Polres Pasuruan Kota, AKP Endro Abrianto.

Genangan air, menurut dia, sudah tidak membahayakan untuk dilintasi kendaraan. Tidak ada lagi pengalihan arus lalu lintas. Kendaraan baik dari Surabaya menuju Bali atau sebaliknya sudah bisa melintasi jalur Pantura tersebut.

Data yang terekam di BPBD setempat, total 14.259 rumah keluarga yang terendam banjir, sedangkan untuk Kota Pasuruan ada empat kelurahan yang terendam, yaitu Kelurahan Karangketug, Krayakrejo, Randusari, dan Kebonsari.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home