Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:41 WIB | Jumat, 09 September 2016

Bawang Daun, Potensi Herbal yang Tersembunyi

Bawang daun (Allium fistulosum). (Foto: keyword-suggestions.com)

SATUHARAPAN.COM –  Bawang daun adalah salah satu bumbu penting dalam masakan di  Asia Timur, yakni di Tiongkok, Jepang, dan Korea, dan Asia Tenggara. Biasanya bawang daun dipakai dalam miso soup, negimaki (beef and scallion rolls), yang diiris tipis-tipis dan dibubuhkan sebagai garnish pada teriyaki atau takoyaki.

Di Indonesia bawang daun hampir selalu ada di setiap masakan, mulai dari telur dadar, aneka gorengan, martabak telur, hingga sop. Kadang juga digunakan sebagai bumbu tabur seperti pada soto,mi bakso, kari, dan masih banyak masakan lainnya.

Mayoritas masyarakat Indonesia sangat menyukai aroma yang sangat sedap dari bawang daun, ada masyarakat yang mewajibkan menggunakan penyedap aroma bawang daun ini, selain rasanya yang gurih dan menjadikan selera makan bertambah jika masakan ditambah dengan bawang daun.

Sebuah studi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riua, seperti dikutip dari situs uin-suska.ac .id, menyebutkan bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersial.

Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar luar negeri, yakni ke  Singapura, Belanda, Timur Tengah, dan Jepang. Di dalam negeri permintaan pasar tertinggi terutama berasal dari perusahaan mi  instan, yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa.

Bawang daun, seperti dikutip dari situs ipb.ac.id, merupakan salah satu sayuran yang memiliki potensi pasar cukup baik. Nilai ekspor bawang daun meningkat cukup besar pada tahun 2008. Bawang daun juga banyak dibutuhkan masyarakat sebagai bahan pengobatan selain bahan penyedap. Salah satu daerah sentra produksi bawang daun di Indonesia adalah Kabupaten Cianjur, yaitu di Kawasan Agropolitan Cianjur (Desa Sukatani dan Desa Sindangjaya).

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, pertumbuhan produksi bawang daun tahun 2009 yaitu 5.852 ton, 6.489 ton pada 2010, 6.261 ton pada 2011, 5.457 ton pada 2012, 4.747 ton pada tahun 2013, 4.738 ton pada 2014. Kebutuhan sayuran bawang daun ini akan meningkat terus sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat bawang daun bagi kesehatan.

Pasar bawang daun di dalam negeri pun relatif stabil. Tidak seperti komoditas kentang, cabai, dan tomat, yang harganya sering bergejolak.

Asal dan Penyebaran

Bawang daun menurut Wikipedia mempunyai nama ilmiah Allium fistulosum, L. Orang Inggris menyebutnya welsh onion atau japanese bunching onion, atau  disebut juga green onion, spring onion, scallion, escallion, dan salad onion.

Di daerah penyebarannya, bawang daun dikenal dengan beraneka nama, seperti cong bai (Tiongkok), vorlaukur (Islandia), escallion (Jamaika), cipollotto (Italia), újhagyma (Hungaria), negi (Jepang), yarouq batzal (Israel), hara pyaz (bahasa Hindi, India).

Bawang daun berasal dari Asia sebelum menyebar ke bagian lain dunia, seperti Amerika dan Eropa.

Bawang daun menurut B Cahyono dalam buku Bawang Daun, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 2009, berakar serabut pendek, tumbuh dan berkembang ke semua arah di sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air. Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu.

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing. Daun tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi (dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran dan memiliki rasa agak pedas.

Bunga bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina terdapat pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung berganda (umbrella composite) dan berwarna putih.

Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil berwarna hijau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran sangat kecil. Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang daun juga termasuk dalam tanaman tahunan, akan tetapi secara komersial ditanam sebagai tanaman semusim. Daun dan akar bawang daun atau Allium fistulosum seperti dikutip dari situs stfi.ac.id mengandung saponin dan tanin, di samping itu daunnya mengandung minyak atsiri. Khasiat bawang daun sebagai obat perut kembung dan untuk peluruh kentut.

Manfaat Herbal Bawang Daun

Menurut Serge Ankri dan David Mirelman, bawang daun memiliki khasiat sebagai obat cacing, antibakteri, antioksidan, anti-inflamasi, antiprotozoal dan sifat antijamur. Minyak atsirinya juga terdiri atas senyawa sulfur seperti alil sulfida, dipropil disulfida dan allicin.

Seperti bawang merah dan bawang putih, bawang daun juga memiliki aroma yang khas. Aroma yang menggugah selera makan. Dan di balik aromanya yang khas itu, tersimpan manfaat yang besar bagi kesehatan. Daun bawang baik untuk kesehatan jantung dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, daun bawang juga baik untuk penderita diabetes, mengatasi anemia, antibakteri, dan kaya akan antioksidan.

Biji bawang daun berguna untuk mempertahankan kesehatan mata karena kaya zeaxanthin, lutein, dan beta-karoten. Seperti dikutip dari globalfoodbook.com, sebuah penelitian menunjukkan bahwa bawang berguna untuk mencegah timbulnya katarak dan degenerasi makula terkait usia lainnya.

Daun bawang merupakan sumber yang sangat baik dari vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin C, tiamin, serat makanan, vitamin B2, vitamin K, fosfor, tembaga, kalium, kromium, mangan, zeaxanthin, besi, magnesium, asam folat, folat, lutein, dan beta-karoten. Daun bawang juga mengandung antioksidan seperti flavonoid, allium, quercetin, dan alil propil disulfida.

Menurut Wen-Shi Tsai, Su-Ling Shih, bawang daun mengandung sifat anti-inflamasi, terutama quercetin. Hal ini membuatnya cocok untuk mengurangi peradangan pada bagian tubuh.

Bawang daun seperti dikutip dari  globalfoodbook.com. merupakan sumber yang kaya kromium dan alil propil disulfida, sehingga sayuran ini sangat dianjurkan untuk pasien diabetes karena membantu mengatur tingkat gula darah mereka. Selain itu, juga membantu untuk meningkatkan toleransi glukosa.

Penelitian Xihuan Feng dan Weixin Liu  dari Jurusan Hortikultura Pertanian, Universitas  Qingdao  Tiongkok, seperti dikutip dari academicjournals.org, meneliti peran potensial quercetin (flavonoid) pada bawang daun dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.  Hasil menunjukkan asupan yang lebih pada bawang daun yang memiliki kandungan  flavonoid yang besar sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung dan mencegah penyakit kanker.

Tim Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang , dikutip dari ub.ac.id,  juga meneliti efek gastroprotektif Allium fistulosum terhadap gastropati pada lambung tikus wistar yang diinduksi ekstrak bawang daun. Zat quercetin, kaempferol, dan luteolin yang terdapat dalam bawang daun, diketahui memiliki efek gastroprotektif. Tim peneliti berkesimpulan, bawang daun dapat menurunkan skor makroskopik dan mikroskopik gastropati pada tikus yang diinduksi ektrak bawang daun.

Tim peneliti dari FMIPA Universitas Islam Bandung, dikutip dari unisba.ac.id, menguji aktivitas ekstrak etanol bawang daun sebagai antihiperkolesterolemia terhadap mencit swiss webstar jantan. Pengujian aktivitas antihiperkolesterolemia bawang daun dilakukan selama 14 hari dengan pemberian secara oral pada dosis 11,2; 7,47; 3,73 g/Kg BB mencit yang telah diinduksi secara eksogen dengan pemberian Diet Tinggi Lemak (DTL) selama 21 hari. Sebagai pembanding, digunakan simvastatin dengan dosis 1,3 mg/kg BB.

Analisa data kadar kolesterol total secara statistika dilakukan dengan menggunakan metode ANOVA serta uji lanjutan dengan metode LSD. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bawang daun dengan dosis 7,47 dan 3,73 g/kg BB dapat menurukan kadar kolesterol total berbeda bermakna dengan kontrol positif (p<0,05), dan ekstrak etanol bawang daun pada dosis 3,73 g/kg BB lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home