Loading...
SMASH AYUB
Penulis: Ayub Yahya 15:18 WIB | Senin, 05 November 2018

Berpulang

(Foto: Istimewa)

SATUHARAPAN.COM - “Tuhan, Engkau telah meminjamkan ia kepada kami. Dan kami sungguh amat bahagia pernah memilikinya. Tapi sekarang, Engkau mengambilnya dari kami. Kami menyerahkan ia kembali kepada-Mu tanpa protes, walau hati kami terkoyak pedih!” Doa itu diucapkan oleh suami istri yang anak satu-satunya, berusia tujuh tahun, meninggal dunia karena kecelakaan. Ada kesedihan yang dalam di sana, tapi sekaligus penyerahan diri yang total kepada Tuhan. 

 

Dalam hidup ini akan selalu ada saatnya kita kehilangan orang terdekat. Itu tidak terhindarkan. Bagaimana kita menyikapi peristiwa kehilangan akan sangat tergantung pada cara kita memandang siapa yang hilang itu. Kalau kita memandangnya sebagai milik pribadi, maka kepergiannya akan dirasakan seperti pencuri yang datang. Kita marah. Kita tidak bisa terima. Kita menyesalinya begitu rupa. Dan salah-salah kita pun kehilangan hal yang lebih besar.

 

Tapi kalau kita memandang orang itu adalah kepunyaan Tuhan juga. Kita "hanya" dititipi. Maka kepergiannya akan kita rasakan seperti mempelai pria yang datang menjemput mempelai wanita. Rasa sedih tentu ada, tetapi itu tidak akan menenggelamkan kita dalam kemarahan dan penyesalan berkepanjangan. Sebab kita tahu, bahwa ia pergi kepada Pemiliknya yang sejati. Dan seperti Ayub kita bisa berkata, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

 

 

Editor : Tjhia Yen Nie

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home