Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 07:46 WIB | Selasa, 20 Oktober 2020

Bio Farma Mampu Produksi Vaksin COVID-19 Hingga 17 Juta Per Bulan

Vaksin COVID-19. (Foto ilustrasi: dok. Ist)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-PT Bio Farma mampu memproduksi sekitar 17 juta dosis vaksin COVID-19 setiap bulan. Namun itu juga bergantung pada waktu suplai oleh Sinovac.

Hal itu diungkapkan Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, hari Senin (19/10) di Satgas Penangann COVID-19. Secara bertahap perusahaan mampu memproduksi vaksin COVID-19 hingga kapasitas 250 juta dosis.

Dikatakan PT Bio Farma telah melakukan beberapa persiapan sebelum produksi vaksin setelah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). 

Bambang menceritakan progres vaksin yang sudah memasuki uji klinis tahap ketiga di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 1.620 orang relawan yang dapat suntikan vaksin pertama sudah selesai. Kemudian berlanjut suntikan kedua pada 1.724 orang relawan, 671 orang di antara mereka sudah diambil darahnya.

“Ini semua akan selesai di awal bulan Januari 2021,” ungkap Bambang. 

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh, dapat melalui suntik atau tetes. Setelah proses itu tubuh bereaksi membentuk imunitas atau antibodi sehingga bisa melawan saat tertular virus corona. 

Sedangkan imunisasi sendiri adalah proses ketika tubuh dapat memunculkan kekebalan tubuh, karena terbentuknya antibodi terhadap imun yang dituju. 

Orang yang mendapat vaksinasi adalah orang yang sehat yang berisiko tinggi seperti dokter, tenaga kesehatan, perawat yang setiap hari berinteraksi dengan pasien COVID-19, dan kelompok yang memberikan pelayanan publik yang memiliki risiko bersentuhan dengan banyak orang.

Skema penyebaran vaksin akan dilakukan dengan, prioritas karena stok vaksin tidak datang dalam jumlah yang komplet, dan produksinya bertahap. Ada pertimbangan tersendiri apakah diberikan pada orang yang berisiko tinggi dan juga diberikan ke daerah," kata Wiku.

Jangan Tergesa-gesa

Sementaraitu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan dengan detail dan hati-hati rencana pemberian vaksin COVID-19. Edukasi mengenai rencana tersebut juga harus dilakukan dengan baik.

"Vaksin ini saya minta jangan tergesa-gesa, karena sangat kompleks. Jadi saya harapkan betul-betul disiapkan..., komunikasi publiknya terutama, yang berkaitan dengan halal dan haram, harga, kualitas, dan distribusinya seperti apa," kata dia hari Senin (19/10).

Menurut Presiden, hal mendasar yang harus dijadikan perhatian ialah pada saat tahap implementasi di mana hal itu tidak mudah dilakukan, perlu kehati-hatian demi keselamatan dan kesehatan masyarakat.

"Titik kritis dari vaksinasi nanti adalah di implementasi. Jangan menganggap mudah implementasi,” katanya. Prosesnya seperti apa, siapa yang pertama disuntik, kenapa mereka, harus dijelaskan betul kepada publik. “Proses-proses komunikasi publik ini yang harus disiapkan," katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home