Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:54 WIB | Senin, 29 Desember 2014

Bioenergi Rami Bahan Bakar Pengganti Energi

Asri Peni Wulandari, PhD (kiri) didampingi Ketua LPPM Unpad Prof. Wawan Hermawan (kedua dari kiri) saat menandatangani kontrak penelitian dengan Dirut LPDP, Eko Prasetyo, Senin (22/12) di Kantor LPDP Jakarta.(Foto: unpad.ac.id)

JATINANGOR, SATUHARAPAN – Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad), Asri Peni Wulandari PhD, mendapat hibah dana Riset, Inovatif, Produktif (Rispro) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2014 selama dua tahun di penghujung tahun 2014 ini. Hibah tersebut diberikan untuk penelitian Asri terkait pemanfaatan limbah tanaman rami menjadi bahan bakar energi.

Penandatanganan kontrak penelitian dilakukan pada Senin (22/12) di kantor pusat LPDP di Jakarta, dengan didampingi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Unpad, Prof Wawan Hermawan, serta disaksikan langsung Dirut LPDP Eko Prasetyo.

Menurut Asri, penelitian yang diajukannya berupa pemanfaatan limbah biomassa tanaman rami, yang bernama ilmiah Boehmeria nivea, menjadi biobriket, sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG. Biobriket itu dihasilkan dengan bioteknologi dan menggunakan beberapa jenis mikroba. Biobriket ini diharapkan dapat mengatasi masalah kelangkaan LPG di pedesaan.

“Nilai kalori dari biobriket ini melebihi nilai batu bara, yakni 6.200 kalori/gram, sedangkan batu bara 5.000 kalori/gram,” kata Asri, baru-baru ini.

Selama hampir lima tahun, Asri mengembangkan penelitian terkait tanaman rami. Awalnya, penelitian yang dilakukan adalah mengembangkan serat rami sebagai bahan baku pengganti kapas. Serat rami, menurutnya, memiliki kualitas setara dengan sutra.

Dosen prodi biologi ini mengembangkan penelitiannya di sentra budidaya tanaman rami di Desa Wanaraja, Kabupaten Garut. Dalam perkembangannya, Asri melihat adanya potensi pada limbah tanaman. Ia terpikir untuk mengolahnya menjadi bahan bakar yang murah namun memiliki nilai ekonomi tinggi karena diolah dari limbah.

Setelah melakukan serangkaian pengolahan, biobriket ciptaannya diyakini menghasilkan emisi gas kecil. Penggunaannya pun mudah, layaknya LPG. Selain itu, harga jualnya relatif lebih murah dibanding LPG. “Jika dihitung, harga konsumsi LPG ketika dipakai masak sekitar Rp 5.000/kg, sementara biobriket hanya sekitar Rp 1.500/kg. Masyarakat bisa menghemat banyak,” katanya.

Karena mampu mengatasi permasalahan energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Asri mengajukannya ke LPDP. Melalui proses seleksi cukup ketat, penelitian yang berjudul “Bioenergi Rami” terpilih mendapatkan dana Rispro LPDP sebesar Rp 1,54 miliar per tahunnya.

Dengan dana tersebut, Asri akan melanjutkan proyek risetnya dengan membangun pabrik prototipe biobriket di Desa Wanaraja. Pabrik ini sekaligus sebagai tempat memproduksi kompor biobriket. Asri sendiri sudah bermitra dengan produsen kompor untuk membuat produknya.

Asri menjelaskan, ada segmen yang dibidik saat membangun pabrik prototipe di Desa Wanaraja, sentra budidaya tanaman rami. “Di sini ada pondok pesantren. Kami membidik segmen pasar dari para santri pondok pesantren ini dan sekaligus memberdayakan masyarakat untuk menggunakan limbah-limbah rami di sekitarnya, sehingga masalah bahan bakar bisa diatasi dan kesejahteraan masyarakat seharusnya bisa meningkat,” katanya.

Diharapkan dalam dua tahun pembuatan pabrik prototipe ini selesai. Ketergantungan akan stok LPG pun sudah tidak dirasakan masyarakat. Di sisi lain, konsep zero waste dapat dilakukan karena limbah telah diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

Perolehan hibah ini diapresiasi penuh oleh Unpad. Dengan demikian, tahun ini ada dua dosen yang mendapat hibah Dana Rispro LPDP. Pada Mei lalu, Dr Sc Agr Agung Karuniawan, dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad, mendapat hibah terkait ubi jalar yang difokuskan pada skema industri nasional.

“Ini kado akhir tahun yang menggembirakan bagi Unpad,” kata Prof Wawan. Dia terus mendorong peneliti di Unpad, untuk memanfaatkan kesempatan dari program hibah penelitianm, baik nasional maupun luar negeri. LPPM Unpad pun siap memfasilitasi untuk melakukan mitra dengan berbagai ahli dari program studi lain, bahkan hingga birokrasi ke pemerintahan.

“Kita harapkan dengan fasilitasi tersebut penelitian ini akan semakin berkembang dan ujung-ujungnya penelitian itu produknya diperlukan masyarakat,” kata Prof Wawan. (unpad.ac.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home