Loading...
FOTO
Penulis: Elvis Sendouw 12:34 WIB | Jumat, 19 September 2014

BNPB: Kerugian Kebakaran Riau Capai Rp 20 Triliun

BNPB: Kerugian Kebakaran Riau Capai Rp 20 Triliun
abut asap menyelimuti kawasan perkotaan di Padang, Sumbar, Rabu (17/9). Global Atmospheric Watch (GAW) atau Stasiun Pemantau Atmosfir Global di Bukik Koto Tabang melansir, kualitas udara Sumbar pada umumnya masih berkategori sedang menyusul kabut asap kiriman yang menyelimuti sejumlah daerah di propinsi itu sejak Selasa (16/9) akibat kebakaran hutan. (Foto-Foto: Antara)
BNPB: Kerugian Kebakaran Riau Capai Rp 20 Triliun
Kawasan Kota Bukittinggi masih diselimuti kabut asap kiriman, Jumat (19/9). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan 99 persen kebakaran di Indonesia karena aktivitas masyarakat membuka lahan perkebunan baru, pembakaran hutan dilakukan oleh kelompok terorganisir untuk membuka perkebunan sawit yang mudah dan murah.
BNPB: Kerugian Kebakaran Riau Capai Rp 20 Triliun
Asap yang disebabkan titik api terlihat di sebuah lahan kawasan Riau, Rabu (17/9). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga untuk menggunakan masker karena masih ditemukannya titik api yang menyebabkan kabut asap di Riau dan sejumlah wilayah di Sumatera.
BNPB: Kerugian Kebakaran Riau Capai Rp 20 Triliun
Sebuah pemandangan distrik bisnis yang diselimuti kabut asap di Singapura pada 15 September 2014. Polusi udara mencapai tingkat yang tidak sehat akibat asap dari kebakaran yang melalap hutan hujan raksasa di pulau Sumatra, Indonesia, kata para petugas.

AKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat kerugian ekonomi dampak kebakaran hutan di Riau pada Februari hingga April 2014 mencapai Rp 20 triliun.

"Seluas 2.398 hektare hutan cagar biofer dan 21.914 lahan pertanian dan perkebunan di Riau terbakar," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat (19/9).

Dampak kebakaran hutan di Riau, kata dia, juga merugikan lingkungan hidup, politik, kesehatan dan lainnya.

"Asap hasil kebakaran hutan yang cukup parah itu, mengakibatkan 58 ribu warga Riau terserang Ispa dan sekolah-sekolah diliburkan," ujarnya.

Menurut dia, 99 persen kebakaran di Riau karena aktivitas masyarakat dan perusahaan perkebunan membuka lahan perkebunan baru skala besar.

"Mereka dengan sengaja membakar lahan untuk menghemat biaya pengelolaan dan pembukaan lahan perkebunan sawit baru yang menimbulkan kerugian berbagai sektor di masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, selama musim kemarau ini, cuaca semakin kering dan potensi kebakaran hutan semakin tinggi.

"Adanya pembakaran hutan ini menyebabkan api tidak terkendali dan puncak kemarau kering ini hingga Oktober 2014," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya terus berupaya untuk mencegah kebakaran hutan selama musim kemarau ini dengan meningkatkan sosialisasi, melakukan pemadaman api di titik-titik hotspot di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan wilayah lainnya.

"Kami berharap penegak hukum Polri, PPNS Kementerian Kehutanan, Lingkungan Hidup dan Pertanian menindak tegas pelaku pembakaran hutan ini, agar mereka jera sehingga kedepannya kebakaran hutan dapat ditekan," ujarnya. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home