Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 18:52 WIB | Senin, 19 Januari 2015

Bob Sadino Meninggal Dunia

Bob Sadino (Foto: metrotvnews.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengusaha eksentrik yang populer dengan seruan-seruannya untuk tidak terlalu mengandalkan gelar akademis, Bob Sadino, meninggal dunia dalam usia 80 tahun.

"Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun - Pengusaha Bob Sadino (80) meninggal dunia di RS Pondok Indah, 10 menit yang lalu," tulis akun twitter radio Sindo Trijaya FM, sore ini.

"Jenazah Alm. Bob Sadino akan disemayamkan di rumah duka kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan," lanjut twitter tersebut.

Sejumlah orang mengucapkan turut berdukacita di laman akun twitternya. Sebagian masih tidak percaya, karena pengalaman beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar serupa tetapi akhirnya dibantah karena tidak benar.

Bob Sadino atau akrab dipanggil Om Bob, bernama asli Bambang Mustari Sadino, merupakan pengusaha sukses  yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Salah satu usahanya adalah jaringan usaha ritel Kemfood dan Kemchick. Ciri khasnya yang lain adalah selalu bercelana pendek dengan kemeja lengan pendek.

Menurut Wikipedia, berbeda dengan penampilannya yang sangat sederhana, Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.

Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.

Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lloyd di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan.

Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoni Bob Sadino setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan dengan upah harian Rp.100.

Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar.

Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.

Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.

Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home