Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 21:09 WIB | Minggu, 22 Desember 2013

Carl Lentz, Pendeta Gereja Hillsong New York, Melibatkan Kaum Muda di Kota Berdosa

Carl Lentz, Pendeta Gereja Hillsong New York, Melibatkan Kaum Muda di Kota Berdosa
Carl Lentz, pendeta kepala Hillsong NYC. (Foto: Huffingtonpost.com)
Carl Lentz, Pendeta Gereja Hillsong New York, Melibatkan Kaum Muda di Kota Berdosa
Justin Bieber berkonsultasi tentang Yesus kepada Pendeta Carl Lentz. (Foto: Justin Bieber Instagram)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Mencari dan merasakan kehadiran Allah di New York adalah sebuah prestasi. Namun Carl Lentz, pendeta Gereja Hillsong NYC, mengatakan tidak punya masalah mencapai ini, dibuktikan dengan 6.000 orang yang berduyun-duyun ke Irving Plaza setiap hari Minggu untuk mendengar khotbah-khotbahnya.

Tapi Lentz berbeda dengan pendeta biasa, berbalut jaket kulit, bercelana jeans ketat, dan lengan bertato. Dan, tidak ada khotbah biasa yang diberitakannya dalam ibadah yang lebih mirip konser rock di tempat bersuasana seperti klub malam. Dalam HuffPost Live, Sabtu (21/12), Lentz membahas pelibatan pemuda dan berinteraksi dengan Yesus.

“Ada kekosongan kebaikan di New York, dan ada kekosongan dari orang-orang yang ingin melayani. Jadi, tugas kita sebagai orang Kristen adalah mengasihi orang-orang seperti kita telah dicintai, tanpa syarat,” kata pendeta berumur 34 tahun itu.

Memasuki milenium orang-orang mulai kurang dalam afiliasi religius tertentu—berdasar sebuah studi Pew baru-baru ini—Lentz membahas masalah kurangnya melek agama.

Untuk mengisi kekosongan tersebut, Lentz menjawab, "Kami banyak berbicara tentang Yesus. Karena Yesus benar-benar datang untuk mereka yang  membantah dan menolak agama. Jadi, ketika Yesus muncul di planet ini, agama adalah satu-satunya cara. Dan pada dasarnya Yesus berkata, ‘saya agama itu. Anda tidak bisa sampai Tuhan, Anda tidak melakukannya dengan cara Anda untuk sampai kepada Allah.’“

Ia melanjutkan, “Jadi saya bahkan tidak masuk ke dalam hal-hal bersifat religi.  Ini sangat mudah untuk membedakan antara Yesus dan agama.”

Untuk Lentz pribadi, relasi dengan Yesus seperti hubungannya dengan istrinya yang, setelah 10 tahun menikah, ia mengakui masih “berbuat” banyak.

“Saya merasa, seperti 10 tahun dalam pernikahan,  saya makin mengenal dia. Itulah bagaimana perasaan saya tentang Yesus,” katanya kepada presenter HuffPost Live, Ahmed Shihab-Eldin. Saya merasa seperti setiap hari saya bangun, ada kesempatan bagi saya untuk tahu sedikit lebih banyak tentang dia dan berjalan dengan dia ... Itu aneh bagi orang di luar, karena bisa terdengar semacam super spiro dan aneh. Tapi saya baik-baik saja dengan itu karena saya seorang laki-laki aneh pada umumnya.” (huffingtonpost.com)

Wawancara lengkap dengan Carl Lentz


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home