Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 00:46 WIB | Minggu, 29 Desember 2013

China Mengatakan Abe Harus Bertobat atas Kunjungan ke Kuil Yasukuni

Abe mengatakan kunjungan ke Yasukuni upaya untuk memuliakan sejarah militeristik Jepang. (Foto: dari aljazeera.com)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Anggota Dewan Negara China Yang Jiechi pada hari Sabtu (28/12) menyatakan bahwa kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke kuil Yasukuni adalah kesalahan yang harus dikoreksi, kata kantor berita Xinhua.

"Orang-orang China tidak bisa dihina, juga tidak bisa orang dari Asia dan dunia dipermalukan. Abe sendiri harus mengatakan kesalahan itu, memperbaiki kesalahan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menghilangkan efek mengerikan," kata Yang Jiechi dalam sebuah pernyataan.

"Kami mendesak Abe tidak berilusi dan memperbaiki jalannya, kalau tidak, ia akan lebih mendiskreditkan dirinya sendiri sebelum tetangga Jepang dan masyarakat internasional," kata dia.

Yang Jiechi menunjukkan bahwa masalah kuil Yasukuni bermuara pada apakah atau tidak pemerintah Jepang mampu bertobat atas agresi militeris dan pemerintahan kolonial.

"Abe adalah perdana menteri Jepang. Kunjungannya ke kuil Yasukuni tidak berarti hanya urusan domestik Jepang, paling tidak suatu tindakan seorang secara bukan sebagai individu," katanya.

Yang Jiechi mencatat soal benar dan salah mengenai agresi terhadap anti agresi, keadilan melawan kejahatan, dan cahaya terhadap kegelapan. Ini adalah masalah mendasar dari arah tentang apakah pemimpin Jepang akan mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB dan melakukan pembangunan damai. Dan itu adalah masalah prinsip utama yang dikenakan di atas dasar politik hubungan Jepang dengan negara tetangganya di Asia dan komunitas internasional.

Apa yang Abe telah dilakukan adalah mendorong Jepang ke jalan berbahaya yang merongrong kepentingan mendasar rakyat semua negara termasuk Jepang, kata Yang Jiechi, menambahkan langkah tersebut telah membuat khawatir masyarakat internasional dan visi rakyat di Jepang.

Yang Jiechi mengatakan bahwa dalam total mengabaikan oposisi internasional, Abe terang-terangan memberi penghormatan kepada penjahat perang Kelas A dari Perang Dunia II. Tindakan ini adalah kurang ajar, penghinaan terhadap orang-orang dari semua negara yang menderita akibat agresi Jepang dan kekuasaan kolonial.

Yang Jiechi mengatakan langkah tersebut adalah provokasi mencolok kepada orang-orang yang cinta damai dari seluruh dunia, yang menginjak-injak keadilan sejarah dan hati nurani manusia, dan tantangan keterlaluan untuk kemenangan dunia dalam perang melawan fasisme dan tatanan internasional pasca-perang yang didirikan atas dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Tindakan sesat Abe, sebagaimana mestinya, membangkitkan oposisi dan kecaman yang kuat dari pemerintah dan rakyat China dan juga komunitas internasional," kata Yang Jiechi.

Kunjungan Abe pada hari Kamis adalah yang pertama oleh seorang Perdana Menteri Jepang sejak tahun 2006. Kunjungan tahunan mantan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi ke kuil selama masa jabatannya 2001-2006 merupakan faktor utama yang mempengaruhi hubungan antara Jepang dan tetangganya di Asia.

Kontraversi Kuil Yasukuni berawal dari pemakaian kuil ini sebagai tempat persemayaman arwah sejumlah penjahat perang Jepang dari Perang Dunia II. Kuil ini mencatat semua nama tanpa prasangka. Semua orang dianggap sederajat tanpa memandang status sosial, jasa-jasa mereka semasa hidup, atau faktor-faktor lainnya.

Satu-satunya persyaratan untuk dapat diabadikan di kuil ini adalah meninggal dunia untuk Kekaisaran Jepang. Pemilik kuil merasa tidak ada alasan untuk tidak memasukkan orang-orang yang dihukum karena kejahatan mereka. Ikut dimasukkannya nama-nama penjahat perang Jepang menyebabkan ketegangan politik, terutama dengan China, Taiwan dan Korea Selatan yang berpendapat Jepang telah mengingkari semua kesalahan mereka semasa Perang Dunia II.

Pendukung Kuil Yasukuni berpendapat bahwa menolak memasukkan arwah penjahat perang ke dalam kuil ini berarti tidak mengakui masa dinas mereka untuk Kekaisaran Jepang, sekaligus mengingkari keberadaan mereka dan mengingkari mereka telah berbuat kejahatan atas nama Kaisar Jepang.

Kontroversi Kuil Yasukuni terus berlanjut tidak hanya setiap kali politikus Jepang datang berkunjung ke Kuil Yasukuni, melainkan juga ketika politikus non-Jepang datang berkunjung.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home