Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 14:51 WIB | Rabu, 02 November 2016

Cita Tenun Indonesia Persembahkan Warna Alam

Cita Tenun Indonesia Persembahkan Warna Alam
Busana berbahan tenun hasil pembinaan Cita Tenun Indonesia di berbagai sentra tenun di Nusantara, dari kiri ke kanan, rancangan Denny Wirawan berbahan tenun Sulawesi Tenggara, rancangan Auguste Soesastro berbahan tenun Jawa Tengah bagian utara, rancangan Didi Budiardjo berbahan tenun Jembrana di Bali bagian barat, dan rancangan Chossy Latu berbahan tenun Jawa Tengah bagian selatan, dipamerkan di Senayan City, dalam pembukaan Warna Alam, 31 Oktober 2016. (Foto-foto: Sotyati)
Cita Tenun Indonesia Persembahkan Warna Alam
Desainer interior Roland Adam, bergambar dengan penutup peraduan berbahan tenun hasil binaannya bersama CTI di kawasan Jawa Tengah bagian selatan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Cita Tenun Indonesia (CTI) menyelenggarakan pameran, fashion show, dan bazaar tenun tradisional “Warna Alam” karya desainer kenamaan Indonesia, di Promenade Area Senayan City, Jakarta Selatan, hingga 6 November 2016. Selain pameran, karya tersebut akan digelar dalam fashion show pada tanggal 9 November 2016, di The Hall Lt 8 Senayan City.

Penyelenggaraan acara tersebut didukung oleh Uni Eropa (EU) dan Humanist Institute for Cooperation with Developing Countries (HIVOS), dan menjadi bagian dari IPMI Trend Show 2017 serta 10 tahun pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan itu.

Acara itu merupakan bagian dari proyek Konsumsi dan Produksi berkelanjutan untuk tenun tangan tradisional (Sustainable Hand Woven Eco Textile) yang mendapat dukungan dari EU dan HIVOS, dan dilaksanakan CTI di empat daerah binaan yaitu, Kabupaten Jembrana di Bali bagian Barat, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah bagian utara, dan Jawa Tengah bagian selatan.

"Uni Eropa, melalui program Switch Asia, berkomitmen untuk membantu Indonesia mencapai Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan di segala bidang. Hasil karya tenun tangan tradisional Indonesia mendapatkan dukungan kami sehingga produksi tenun ini dapat memberikan nilai tambah pada warisan budaya bangsa ini. Saya melihat secara langsung bagaimana dukungan program Switch Asia membuat perbedaan dengan memberikan penghasilan tambahan dan kesejahteraan bagi lebih dari 4.000 penenun Nusantara dari Sumatera sampai dengan Nusa Tenggara Timur,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerénd, dalam siaran pers yang dibagikan.

Proyek itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan penenun, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. “Tujuan utama proyek ini adalah untuk memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Indonesia, melalui pemberian dukungan terhadap pengembangan rantai nilai tekstil tenun tangan tradisional yang ramah lingkungan secara berkelanjutan. Semoga keberhasilan fashion ramah lingkungan ini dapat menginspirasi para desainer tekstil, interior dan produk, dan fashion lain untuk melakukan pengembangan produk kain tenun yang berkelanjutan,” kata Biranchi Upadhyaya, Direktur Regional Hivos.

Tenun Indonesia yang indah dan beragam memiliki 12 teknik pembuatan, yakni tenun ikat lungsi, pakan, pakan tambah, lungsi pakan, sobi, dobi, jacquard, datar, songket, kombinasi tenun ikat dan songket, rang rang, dan tapestry.

CTI menyadari Indonesia memiliki kekayaan tenun sangat beragam. Untuk melestarikan kekayaan tenun Indonesia, CTI memiliki visi menjadikan tenun tidak hanya sebagai sebuah produk tradisional, tetapi juga menjadi sebuah lifestyle. Sebagai wujud nyatanya, CTI melakukan pelestarian kembali tenun yang langka dan punah, membina perajin melalui pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan produksi tenun, dan melakukan pemasaran untuk memperluas pasar baik di dalam negeri dan mancanegara.

“Warna Alam” terinspirasi dari kehebatan warna-warna yang dihasilkan pewarna alam yang bersumber dari keanekaragaman hayati Indonesia. Acara ini diharapkan menjadi inspirasi sekaligus semangat bagi setiap orang untuk lebih peduli, menjaga kelestarian lingkungan, dan tentunya menjadi inspirasi untuk teknik tenun, desain produk yang dibuat dari kain tenun.

Selain program bersama EU dan Hivos, CTI juga sudah melakukan kegiatan pewarnaan alam di Sambas, Sumba, dan Palembang. Tiga Penghargaan World Craft Council (WCC) telah didapatkan untuk hasil tenun dari daerah Jembrana, Bali bagian Barat, dan Palembang.

Meningkatkan Kesejahteraan Perajin Tenun

Pada pembukaan, 31 Oktober lalu, CTI menampilkan karya-karya dari dua desainer tekstil, empat desainer interior dan produk, dan empat desainer fashion dalam bentuk sebuah pameran. Dua desainer tekstil yang turut serta adalah Koesoemaningsih yang merupakan mitra desainer untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian Selatan dan Utara serta Kabupaten Jembrana, Bali, dan Ae Kusna untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara.

Untuk empat desainer interior dan produk yang turut serta, CTI bekerja sama dengan Ary Juwono sebagai mitra desainer untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian Utara, Roland Adam untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian Selatan, Yuri Alfa untuk daerah binaan Kabupaten Jembrana di Bali bagian Barat, dan Koestriastuti untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara.

Empat desainer fashion terkemuka juga ikut serta dalam acara fashion show IPMI Trend Show 2017. Mereka adalah Chossy Latu sebagai mitra desainer daerah binaan Jawa Tengah bagian selatan, Auguste Soesastro untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian utara, Didi Budiardjo untuk daerah binaan Kabupaten Jembrana di Bali bagian barat, dan Denny Wirawan untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara akan memperlihatkan koleksi yang menjadi kebanggaan Indonesia.

Sebagai bagian dari kegiatan pemasaran, CTI menyelenggarakan bazaar kain tenun tradisional selama acara IPMI Trend Show 2017 di The Hall Lt 8 Senayan City. Selain itu, CTI juga memiliki galeri di kantor CTI di Jl Jenggala II, dan juga di Pacific Place Mall Lantai 2 sejak 2 Mei 2016.

Seluruh kegiatan sosial yang telah dilakukan CTI sejak berdirinya 8 tahun lalu memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perajin tenun. (PR)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home