Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 09:20 WIB | Senin, 27 Juli 2015

Diwawancarai Straits Times, Jokowi Pentingkan Stabilitas Laut China Selatan

Presiden Joko Widodo (paling kiri, kemeja putih) bersama dengan para redaksi Strait Times. (Foto: straittimes.com).

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo saat berbincang dengan salah satu media ternama Singapura, Strait Times, mengungkapkan pentingnya dialog antar negara sehingga terhindar dari konflik Laut China Selatan.

"Kami menginginkan perdamaian dan stabilitas di wilayah kami," kata Presiden Jokowi saat meladeni pertanyaan  para petinggi dan redaktur The Straits Times, di Singapura. Seperti diberitakan straittimes.com, Senin (27/7).

Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia bukan pihak yang ikut berkepentingan  dalam Laut China Selatan namun  ia mengatakan Indonesia membutuhkan perdamaian dan stabilitas bagi wilayah.

Presiden Joko Widodo menyebut bahwa saat ini merupakan momentum bagi setiap negara yang terlibat dalam persaingan Laut China Selatan untuk mematuhi rincian Kode Etik.

Tiongkok dan  10 negara anggota ASEAN menandatangani perjanjian pada tahun 2002 untuk menahan diri dari menempati kawasan strategis dan penting tersebut. 

Akan tetapi Tiongkok akhir-akhir ini mengklaim 90 persen dari Laut Cina Selatan, yang diyakini kaya minyak dan gas, dengan tumpang tindihklaim dari Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Laporan terbaru dan gambar satelit Tiongkok menyebut salah satu upaya merebut kembali tanah dan menyiapkan fasilitas di daerah yang disengketakan. Hal tersebut mengundang keprihatinan tentang Laut Cina Selatan dan dikhawatirkan dapat menjadi  konflik di bidang militer.

"Ketika saya berbicara dengan pemimpin lain di kawasan itu, apakah itu Perdana Menteri Lee Hsien Loong, atau Perdana Menteri Najib Razak (Malaysia), atau Presiden Xi Jinping (Tiongkok), saya selalu mengatakan stabilitas sangat penting,” kata Jokowi.

"Tanpa stabilitas, akan sulit untuk memiliki pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur," dia menambahkan.

Jokowi menambahkan saat ini sektor maritim menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya.

Sebagai kekuatan maritim dengan lebih dari 17.000 pulau yang membentang lautan Hindia dan Pasifik, Indonesia memandang dirinya sebagai "titik tumpu maritim", dengan peran penting untuk bermain dalam menjaga laut di kawasan itu aman dan damai untuk kepentingan banyak bangsa. (straitimes.com)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home