Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 01:22 WIB | Jumat, 11 Januari 2019

Enggartiasto Lukita Refleksikan Pengalaman Kerja Tahun 2018

Bahan presentasi laporan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada acara Konferensi Pers awal tahun 2019 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Kamis (10/1).(Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan beberapa buah-buah refleksi pribadi terkait kerjanya sepanjang tahun 2018 kepada satuharapan.com di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (10/1).

Enggartiasto mengatakan fokus paling menyita perhatian dia bersama jajarannya terkait dengan pengendalian harga bahan pokok (bapok) dan negosiasi perdagangan dengan negara lain yang cukup melelahkan sekaligus disyukurinya.

"Perhatian terhadap pengendalian harga bahan pokok itu pasti dan kemudian kita melakukan negosiasi perjanjian perdagangan dengan dalam dan luar negeri," kata Mendag Enggartiasto usai konferensi pers di kantornya.

Mendag mengungkapkan juga bahwa sepanjang 2018 perhatian utamanya terkait urusan koordinasi dan kerja sama secara internal di Indoneia sebelum menindaklanjuti kerja sama dagang dengan pihak lainnya.

"Kita antara kementerian dan lembaga kan harus menyatukan. Itu kan bukan hanya urusan-urusan perdagangan saja. Jadi kita menyepakati dulu di internal Indonesia. Kemudian sesudah itu baru kita bernegosiasi dengan (negara dan pihak) luar. Sambil berjalan kita sambil melakukan semua itu. Jadi paralel berjalan dan itu melelahkan," katanya.

Enggar mencontohkan renegosiasi kerja sama dagang yang telah terhenti cukup lama dengan negara lain. Misalnya, perjanjian perdagangan internasional (FTA) antara Norwegia dengan Indonesia yang sudah terhenti sekian lama. Lalu Indonesia mereaktivasi kembali sambil bernegosiasi juga dengan negara-negara lainnya, seperti Norwegia yang butuh Salmon, sedangkan Indonesia butuh Palm Oil.

"Dia (Norwegia) menyandera itu, lalu kita (Indonesia) menyandera juga. Tapi kalau kita saling menyandera, kita saling diam-diaman, itu pasti deadlock. Tapi kemudian Indonesia membuka diri, membuka dialog untuk itu," katanya.

Meskipun telah melewati semua tantangan dan kesulitan tersebut, Mendag juga menyampaikan perasaan syukurnya bahwa banyak keberhasilan yang telah dicapai oleh Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan.

"Semua lelah itu rasanya terobati pada saat kita bisa mencapai apa yang kita telah diharapkan, parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh bapak Presiden Joko Widodo, mengenai inflasi, mengenai buka pasar, misi dagang, dan sebagainya itu semua kita syukuri. Semua itu dengan kerja tujuh hari 24 jam," katanya seraya menambahkan bahwa istrinya masih sedang sakit flu karena kelelahan mengikutinya dalam kunjungan kerja ke daerah-daerah.

Baca juga: Kemendag Optimistis Hadapi Tantangan Ekonomi 2019

Sebelumnya, pada konferensi pers Mendag mengakui bahwa mandat Presiden kepada Kemendag telah berhasil dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) serta mengutamakan penyerapan dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, serta membangun/merevitalisasi pasar rakyat.

Bersama eselon I Kemendag dan Satgas Pangan secara aktif melakukan pemantauan dan pengawasan bapok di seluruh wilayah Indonesia. Perbaikan pasar sebagai sarana distribusi perdagangan juga terus dilakukan.

Di sektor perdagangan dalam negeri, Kemendag berhasil menjaga stabilisasi harga barang kebutuhan pokok, yang diindikasikan pada tingkat inflasi yang terkendali.

Mendag Enggar mengungkapkan, inflasi kelompok bahan makanan tahunan (YoY) terutama selama bulan puasa dan Lebaran pada 2014-2018 cenderung turun, bahkan pada 2017 tingkat inflasi kelompok bahan makanan berada di bawah inflasi nasional.

Inflasi nasional 2018 sebesar 3,13 persen, masih di bawah target pemerintah sebesar 3,5 persen dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional tahun sebelumnya sebesar 3,61 persen.

"Stabilisasi harga barang kebutuhan pokok, turut membantu capaian inflasi nasional yang masuk dalam target pemerintah," lanjut Mendag Enggar.

Beberapa kebijakan telah diimplementasikan untuk meraih capaian tersebut yaitu penetapan harga acuan, penetapan harga eceran tertinggi (HET), penertiban pelaku usaha distribusi barang kebutuhan pokok, serta penataan dan pembinaan gudang.

Kemendag juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan pelaku usaha; memfasilitasi BUMN dan pelaku usaha; serta menugaskan Bulog dalam operasi pasar dan menjaga stok beberapa komoditas pangan.

Penguatan perdagangan dalam negeri juga terus diupayakan dengan meningkatkan iklim usaha kondusif dan kemudahan berusaha melalui penyederhanaan serta transparansi perizinan bidang perdagangan dalam negeri yang dilayani secara elektronik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sejak tahun 2018, sejumlah 37 perizinan bidang perdagangan dalam negeri sudah terintegrasi melalui Sistem Online Single Submission (OSS).

"Ini menjadi bukti Pemerintah terus berkomitmen dan terus berupaya untuk menguatkan pasar dalam negeri dan juga terus berusaha menjaga harga bapokting tetap stabil," jelas Enggar.

Kemendag mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri dengan membina dan memfasilitasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (PMKM) agar dapat meningkatkan nilai tambah produknya.

"Kami bersyukur mampu menutup tahun 2018 dengan beberapa capaian Nawacita. Pada 2019 ini, Kemendag terus berkomitmen dan optimistis mampu merealisasikan mandat Presiden Joko Widodo untuk memperkuat perdagangan dalam negeri melalui stabilisasi harga dan revitalisasi pasar rakyat, serta meningkatkan ekspor," katanya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home