Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 10:52 WIB | Senin, 02 Juli 2018

Gereja Tersembunyi di Jepang Masuk Warisan Dunia 2018 UNESCO

Gereja Tersembunyi di Jepang Masuk Warisan Dunia 2018 UNESCO
Gereja peninggalan abad ke-18 dan ke-19 itu terletak di Pulau Kyushu, yang dibangun pada abad ke-18 dan ke-19, saat agama Kristen dilarang di Jepang.(Foto: AllAbout-Japan.com)
Gereja Tersembunyi di Jepang Masuk Warisan Dunia 2018 UNESCO
Qalhat, reruntuhan kota kuno, merupakan kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pada abad ke-11 dan ke-15. (Foto: y-oman.com)

BAHRAIN, SATUHARAPAN.COM – Kastil dan katedral di Pulau Kyushu, kompleks biara di atas pegunungan di Korea Selatan, oase purba seluas jutaan hektare di Arab Saudi, hingga gedung-gedung berarsitektur art deco di Mumbai, merupakan situs Warisan Dunia terbaru versi Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

Dengan dimasukkan ke dalam Warisan Dunia UNESCO, semua situs tersebut akan dilindungi sesuai hukum internasional.

UNESCO dalam pertemuannya di Bahrain, seperti diberitakan bbc.com 1 Juli 2018, menyetujui semua situs tersebut membutuhkan perlindungan, karena memiliki kekayaan sejarah, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Qalhat, Oman: Kota Pelabuhan Kuno

Di sebelah timur wilayah Oman, berdiri reruntuhan kota kuno dikelilingi dinding,  Qalhat, yang merupakan kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pada abad ke-11 dan ke-15.

Menurut UNESCO, situs reruntuhan kota tua itu adalah “saksi dari peninggalan situs arkeologi yang unik”.

Gereja Nokubi di Pulau Kyushu

Situs bersejarah, peninggalan abad ke-18 dan ke-19 itu terletak di Pulau Kyushu, yang terdiri atas 10 desa, sebuah kastil dan katedral. Bangunan-bangunan itu dibangun pada abad ke-18 dan ke-19 saat agama Kristen dilarang di Jepang.

Kehadiran situs ini mencerminkan kegiatan awal misionaris Kristen dan pemukiman mereka di Jepang. “Situs ini menjadi saksi unik tradisi budaya yang dipelihara oleh orang Kristen yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi,” kata UNESCO.

Bangunan Gothic dan Art Deco: Mumbai, India

Setelah menjadi pusat perdagangan global pada akhir abad ke-19, Kota Mumbai memulai proyek perencanaan kota yang ambisius, membangun gedung-gedung indah untuk kebutuhan perumahan dan komersial.

Bangunan-bangunan bergaya Victoria dibangun dengan konstruksi klasik lengkap dengan balkon dan beranda, sementara bangunan Art Deco didirikan untuk bioskop, rumah susun, dan rumah sakit dalam berbagai warna.

“Dua corak bangunan ini merupakan saksi dari fase modernisasi kota Mumbai di abad ke-19 dan ke-20,” kata UNESCO.

Oase Purba di Al-Ahsa, Arab Saudi

Lebih dari dua juta pohon kurma terhampar di oas di semenanjung timur Arab Saudi.

Al-Ahsa, di semenanjung timur Arab Saudi, adalah oase terbesar di dunia dan sudah ditinggali oleh manusia sejak zaman neolitik hingga sekarang.

Oase ini juga menjadi lokasi bagi 2,5 juta pohon kurma, perkebunan, kanal, mata air, sumur, serta danau, bangunan bersejarah serta situs arkeologi.

UNESCO menyebutnya sebagai “Contoh luar biasa interaksi manusia dengan lingkungan”.

Kompleks Biara di atas Pegunungan: Korea Selatan

Kuil Magoksa di Gonju merupakan salah-satu tujuh kuil kuno yang ada di atas Pegunungan Sansa.

Kompleks biara di Pegunungan Sansa di Korea Selatan sudah digunakan sebagi pusat aktivitas keagamaan sejak abad ke-7.

Tujuh kuil itu memiliki halaman terbuka lengkap dengan ruang kuliah, paviliun, serta aula dengan arsitektur yang indah.

UNESCO menyebut situs ini sebagai “tempat-tempat suci yang bertahan sebagai pusat keyakinan dan kegiatan keagamaan hingga sekarang”.

Situs Arkeologi Peninggalan Sassaniyah di Wilayah Fars, Iran

Reruntuhan kastil Qal'eh Dokhtar di Fars, merupakan gabungan dari struktur benteng, istana, dan rencana tata ruang kota. Delapan situs arkeologi yang terletak di Provinsi Fars itu merupakan peninggalan era kekaisaran Sassaniyah, dari abad ke-3 hingga ke-5.

Situs ini tak hanya merefleksikan “kegigihan untuk mengoptimalkan pemanfaatan topografi alam, tetapi juga menjadi saksi pengaruh seni Romawi dan tradisi budaya Achaemenid dan Persia,” kata UNESCO.

Permukiman Prasejarah Berdinding Batu di Kenya

Terawat dengan baik dan terhampar luas, permukiman itu terletak di barat laut Kota Migori.

Thimlich Ohinga adalah sebutan untuk permukiman kuno berdinding batu di dekat Danau Victoria, Kenya, yang diperkirakan usianya sekitar 500 tahun.

Permukiman ini merupakan benteng bagi masyarakat dan ternaknya.

UNESCO menyebut bangunan ini sebagai “contoh luar biasa dari komunitas pastoral pertama di Danau Victoria Basin”. (bbc.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home