Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 18:34 WIB | Rabu, 05 Februari 2014

GMKI: Pemerintah Seharusnya Tetapkan Erupsi Sinabung sebagai Bencana Nasional

GMKI: Pemerintah Seharusnya Tetapkan Erupsi Sinabung sebagai Bencana Nasional
Malam Doa Duka Anak Negeri di Bundaran HI telah selesai. Pengorbanan ketujuh korban relawan GMKI saat Erupsi Gunung Sinabung menjadi momen untuk semakin memaknai kehidupan gerakan ini, Selasa (4/2). (Foto: GMKI Cabang Bogor)
GMKI: Pemerintah Seharusnya Tetapkan Erupsi Sinabung sebagai Bencana Nasional
Malam Doa Duka Anak Negeri di Bundaran HI telah selesai. Pengorbanan ketujuh korban relawan GMKI saat Erupsi Gunung Sinabung menjadi momen untuk semakin memaknai kehidupan gerakan ini, Selasa (4/2). (Foto: GMKI Cabang Bogor)

KABANJAHE, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Supriadi Narno, menegaskan, bencana Erupsi Gunung Sinabung  pemerintah seharusnya menetapkan bencana itu sebagai bencana nasional. Karena, ini mengakibatkan lumpuhnya perekonomian secara masif dan dalam jangka waktu yang lama.

“Pemerintah harus menetapkan Sinabung sebagai bencana nasional. Tidak perlu menunggu korban lebih banyak untuk menetapkannya agar pemerintah pusat bisa segera memusatkan perhatian pada pengungsi yang sudah mencapai 30 ribu jiwa. Bencana Sinabung telah berdampak luas dan mengakibatkan lumpuhnya perekonomian warga secara masif dalam rentang waktu yang panjang,” katanya, di Jakarta Rabu (5/1).

Supriadi menambahkan, kehadiran GMKI dan relawan kelompok masyarakat sipil lainnya di Kabanjahe, membuktikan pemerintah belum maksimal memperhatikan 30 ribu pengungsi Sinabung di 40 posko. Hal itu dibuktikan dengan logistik bantuan berupa beras Bulog yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi, tidak ada upaya serius pemerintah untuk memikirkan aktivitas pengungsi di posko pengungsian.

Dia pun membenarkan adanya tujuh korban relawan GMKI dalam peristiwa Erupsi Sinabung pada Sabtu (1/2). Mereka adalah: Fitri Nita Bonita (Ketua BPC GMKI Kutacane), Marudut Sihite (Sekretaris BPC GMKI Kutacane), Santun Siregar (BPC GMKI Kutacane), Julpandi Siregar (BPC GMKI Kutacane), Asran Lubis (Anggota GMKI Kutacane), Daniel Siagian (Anggota GMKI Kutacane), dan Mahal Surbakti (BPC GMKI Kabanjahe).

“Ketujuh rekan kami meneladankan sebuah patriotisme tiada tara yang sangat mahal harganya. Mereka adalah pejuang kemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka bukan pecundang yang datang berkemah di Kabanjahe dengan biaya miliaran rupiah dan tidak melakukan apa-apa,” Supriadi mengungkapkan.

Lanjutnya mengatakan, mereka gugur sebagai relawan dan pejuang kemanusiaan yang jauh datang dari Kutacane, Aceh Tenggara untuk bergabung dengan Kader GMKI se-Sumut dan Aceh. Menyampaikan sumbangan solidarits GMKI setanah air. Ini adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sejak 2013. “GMKI berkomitmen untuk terus menggalang bantuan bagi pengungsi Sinabung dan terutama bagi anak-anak,” terang Supriadi.

GMKI dan World Student Christian Federation (WSCF) yang berkedudukan di Jenewa mengucapkan belasungkawa yang dalam bagi keluarga korban bencana Erupsi Gunung Sinabung, di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (PR)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home