Loading...
EKONOMI
Penulis: Wiwin Wirwidya Hendra 11:19 WIB | Kamis, 11 April 2013

Goyahnya Bisnis Media Cetak

Keberadaan industri media cetak kian tergusur karena perkembangan teknologi (dok. liferemix.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Teknologi yang kian maju pesat saat ini tidak dapat dipungkiri membawa berbagai perubahaan di bidang bisnis terutama bisnis media. Pembaca yang sudah lebih memilih cara efektif memperoleh berita melalui situ-situs berita dibandingan membeli koran atau majalah, tidak pelak mengancam eksistensi media cetak.

Salah satu pelaku bisnis media cetak sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BMUN), Dahlan Iskan, mengatakan bahwa tidak akan banyak pelaku bisnis media cetak yang mampu mempertahankan bisnisnya saat ini.

Seperti dilansir Kontan, pemilik Jawa Pos Group ini mengatakan bahwa media cetak hanya akan ada satu hingga dua saja di dalam satu daerah. Dalam kesempatan diskusi buku berjudul Dapur Media di kantor Aliansi Jurnalis Independen di Jakarta, Selasa (9/4) kemarin, ia memprediksi bahwa bisnis media cetak terutama majalah akan mengalami masa sulit.

"Ongkos produksi cetak yang mahal akan menjadi permasalahan utama pelaku bisnis media cetak, selain itu ketergantungan dengan sumber daya kertas yang semakin terbatas juga akan menjadi masalah yang cukup besar," katanya.

Namun, Dahlan juga memprediksi keadaan bisnis media online dalam jangka waktu dekat yang akan segera mengkristal. "Industri media online akan semakin banyak, dan semakin banyak dari mereka yang mampu menjaring pembaca setia," jelasnya.

Menurut Abdul Manan, Ketua Federasi Pekerja Media Independen, (FPMI), ada 3,000 media termasuk cetak, online dan elektronik yang beroperasi di Indonesia dan hanya segelintir yang bisa dibilang menguntungkan secara bisnis.

Dalam catatan FPMI, hanya ada 300 media atau 10 persen saja perusahaan media yang mencatat keuntungan secara bisnis.

Kondisi memprihatinkan dalam industri majalah seperti halnya penerbitan yang masih belum konsisten bisa jadi disebabkan oleh motivasi mendirikan media yang menyimpang dari niat menyalurkan informasi. Misalnya, lebih kepada mengakomodasi 'kepentingan' lain.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home