Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 17:39 WIB | Senin, 07 Oktober 2013

Gus Mus: Islam di Indonesia Beda dengan di Arab Saudi

Wakil Rais Aam PBNU KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). (Foto: nu.or.id)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Agama Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki perbedaan dengan Islam yang ada di Timur Tengah terutama Arab Saudi. K.H. Mustofa Bisri selaku wakil rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan pada Selasa (2/10) di sebuah acara di Yogyakarta.

KH. A. Mustofa Bisri yang biasa dipanggil Gus Mus mengatakan bahwa pada intinya perbedaan keduanya pada kekhasan budaya. Menurut Gus Mus, Islam di Indonesia lebih fleksibel, dan penganutnya mudah menyesuaikan diri dan tidak perlu penampilan yang sangat religius sebagai salah satu kewajiban beragama.

“Islam kita itu ya Islam Indonesia bukan Islam seperti Saudi Arabia, bukan berarti kalau tidak pakai jubah dan sorban, Islam kita tidak diterima,” kata Gus Mus.

Pria yang saat ini mengasuh Pondok Pesantren Radlatuh Tholibin, Rembang, dan Rais Syuriah PB NU mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia untuk meneladani Nabi Muhammad SAW dengan tepat karena nabi merupakan contoh yang tepat untuk diteladani, karena Nabi merupakan pribadi yang menghadiri tradisi dan berperangai menyenangkan.

“Rasulullah SAW memakai jubah, sorban dan berjenggot ya karena tradisi orang Arab seperti itu. Abu Jahal (salah satu tokoh pada zaman Nabi Muhammad SAW, tokoh ini mati karena kesombongan diri) juga berpakaian yang sama, berjenggot pula. Bedanya kalau Rasul wajahnya mesem (sarat senyum) karena menghargai tradisi setempat. Nah, kalau Abu Jahal wajahnya kereng (pemarah). Silahkan mau pilih yang mana?” kata dia disambut gelak tawa hadirin.

K.H. Mustofa Bisri hadir di Yogyakarta dalam rangka pembukaan perupa senior, Nasirun yang diadakan di Bentara Budaya Yogyakarta. Gus Mus mengatakan bahwa acara tersebut seharusnya jangan digelar di Yogyakarta saja, tetapi di berbagai daerah di Indonesia.

“Ini sebagai wujud kecintaan masyarakat pribumi terhadap tradisi dan budaya di Tanah Air,” kata Gus Mus.

Nasirun yang menggelar pameran di Bentara Budaya Yogyakarta tersebut menggelar pameran seni rupa yang kebetulan bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-50. Banyak seniman dari Yogyakarta yang mengatakan bahwa ulang tahun Nasirun digelar besar-besaran, meski dalam nuansa kesederhanaan.  (nu.or.id/wikipedia.org/eramuslim.net)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home