Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:36 WIB | Senin, 09 November 2015

Harga Minyak Berbalik Naik di Perdagangan Asia

Ilustrasi: Harga minyak berbalik naik di perdagangan Asia pada hari Senin (9/11), tetapi masih tinggal di bawah 45 dolar AS per barel. (Foto: cityam.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak berbalik naik di perdagangan Asia pada hari Senin (9/11), tetapi masih tinggal di bawah 45 dolar AS per barel, karena keuntungannya dibatasi oleh penguatan dolar dan data yang menunjukkan penurunan dalam impor minyak mentah Tiongkok.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan 45 sen lebih tinggi pada 44,74 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent naik 52 sen menjadi 47,94 dolar AS per barel pada sekitar pukul 06.20 GMT.

Sebuah laporan pasar tenaga kerja AS yang "bullish" pada Jumat lalu mengirim dolar lebih tinggi, yang akan membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lemah, sehingga menghambat permintaan.

Pemerintah AS mengatakan 271.000 lapangan pekerjaan baru diciptakan pada Oktober, hampir dua kali lipat jumlah pada September dan jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Hal ini juga berarti tingkat pengangguran turun ke tingkat terendah tujuh setengah tahun di 5,0 persen.

"Itu menyebabkan kenaikan kuat pada dolar karena ekspektasi untuk peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve dalam pertemuan mereka berikutnya yang dijadwalkan Desember," kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.

Kenaikan suku bunga mendorong investor kembali ke aset-aset AS untuk imbal hasil yang lebih tinggi, mendorong greenback lebih kuat.

Data menunjukkan impor minyak mentah Tiongkok, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, jatuh ke tingkat terendah dalam lima bulan, juga semakin menekan harga dalam menghadapi banjir pasokan dunia.

Impor minyak mentah Tiongkok turun menjadi sekitar 6,23 juta barel per hari pada Oktober, Bloomberg News melaporkan, mengutip data dari Badan Umum Kepabeanan yang berbasis di Beijing.

"Dengan beberapa tanda-tanda perubahan dalam pasokan jangka pendek dan fundamental permintaan, harga minyak mentah akan tetap dalam kisaran ketat dalam beberapa minggu mendatang," kata Gupta.

Harga minyak telah turun lebih dari setengahnya sejak mencapai puncak lebih dari 100 dolar AS barel pada Juni tahun lalu, karena kelebihan pasokan dan permintaan yang lemah. (AFP/Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home