Loading...
INSPIRASI
Penulis: Priskila Prima Hevina 01:00 WIB | Minggu, 19 Februari 2017

Hari Kasih Sayang

Kasih adalah mata air abadi yang tidak akan berakhir.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Banyak orang tak setuju dengan hari kasih sayang alias Valentine’s Day  pada 14 Februari. Ada yang menuding hari kasih sayang itu haram. Gara-gara sejarahnya dimulai dari seorang santo yang baik hati.

Ada lagi yang berpendapat, kasih sayang murni justru menjadi recehan karena disimbolkan dengan benda fana. Cokelat seharga di bawah sepuluh ribu atau cokelat seharga ratusan ribu sama fananya. Bunga mawar sekuntum atau bunga mawar sebuket juga bakalan layu dalam beberapa kejap. Barang di toko yang didiskon atas nama hari kasih sayang paling-paling cuma demi menghabiskan stok lawas. Semua sia-sia.

Golongan idealis bilang, hari kasih sayang itu porsinya harian, bukan tahunan. Tidak adil kalau kasih sayang hanya dirayakan di satu momentum. Masakan dalam satu tahun, hanya dalam sehari kasih sayang diberlakukan sedang 364 hari lainnya kita bertindak semena-mena.

Sebenarnya jika direnungkan,memang sudah sepatutnya kasih sayang terjadi setiap hari. Tetapi buat kita yang sering berkoar-koar seperti ini, pernahkah mengoreksi, sudahkah kasih sayang kita hadirkan tiap kala?

Apakah kita sudah mengasihi keluarga kita? Mengerjakan perintah ibu untuk membereskan tempat tidur. Menemani bapak ngobrol soal siaran pertandingan bola semalam. Menolong adik mengerjakan PR matematika. Menggantikan isteri mengurus cucian kotor. Menyambut suami pulang kerja dengan secangkir kopi panas.

Apakah kita benar-benar merayakan cinta setiap hari di tiap tempat yang kita pijak? Rela merogoh uang kecil untuk membeli koran pagi yang dijajakan bocah lusuh di perempatan jalan. Tidak menggerutu kepada tukang parkir yang tiba-tiba muncul saat kita akan pergi. Tidak bermuka dua di hadapan bos yang sombongnya tak ketulungan.

Ingat, kasih sayang bukan sesuatu yang eksklusif. Kasih sayang itu hak yang layak diterima semua orang tanpa kecuali. Kasih sayang juga sekaligus kewajiban yang mesti dikerjakan semua orang tanpa kecuali.

Kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Kasih tidak pencemburu. Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih itu berlaku sopan. Kasih tidak profit oriented. Kasih itu tidak mudah marah, pun tidak menaruh dendam. Kasih itu berlaku adil. Kasih adalah mata air abadi yang tidak akan berakhir.

Jika memang kasih sayang itu nafas hidup kita, sudah barang tentu kita perlu mengejawantahkannya. Jika itu cuma slogan tanpa aksi, harap berhati-hati. Kebohongan ada di mulut kita, ada di jiwa kita. Padahal, merujuk pada definisi kasih sejati, tidak pernah ada ruang untuk dusta ikut serta.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home