Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 05:01 WIB | Selasa, 03 Juni 2014

Hashim: Prabowo Percaya Statistik Bank Dunia

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim S. Djojohadikusumo (kanan) dalam diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014" yang diselenggarakan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jakarta, Senin (2/6). (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim S. Djojohadikusumo mengatakan capres Prabowo Subianto percaya dengan statistik yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (World Bank) soal angka kemiskinan di Indonesia.

"Pemerintah yang masih berkuasa saat ini menyatakan hanya 11 persen masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan, tetapi Bank Dunia bilang angkanya 40 persen. Saya pribadi dan pak prabowo menilai yang benar angka Bank Dunia, artinya ada 100 juta masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan," kata Hashim di sela-sela diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014" yang diselenggarakan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jakarta, Senin (2/6).

Hashim yang juga adik kandung Prabowo Subianto mengatakan dari 40 persen orang miskin itu, kesenjangannya dengan orang yang kaya juga tinggi. Dia menyebut kemajuan 10-15 tahun terakhir hanya dinikmati segelintir manusia saja.

"Datanya itu 60 persen uang beredar di negara ini beredarnya di DKI Jakarta, 30 persen di kota-kota lain seperti Bandung, Semarang, Medan, Surabaya dan hanya sekitar 10 persen yang berdar di desa. Artinya masyarakat desa hanya menikmati 10 persen uang beredar, ini yang harus kita tanggulangi," ujar dia. 

Dia menilai kesenjangan antara miskin dan kaya akan menyebabkan rasa iri dari sebagian masyarakat Indonesia, dan menimbulkan masalah sosial. 

"Selain itu Bank Dunia mengatakan 35 persen balita berusia dibawah lima tahun di Indonesia mengalami kurang gizi dan nutrisi. Dari jumlah itu sebanyak 56 persen ada di NTT, Flores, Sumba, Rote dan 28 persen di DKI Jakarta, ini skandal," kata Hashim.

Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan statistik Bank Dunia pula, investasi Indonesia di bidang infrastruktur sangat minim yakni hanya dua sampai tiga persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

"Tahun lalu PDB Indonesia Rp9.000 triliun, Indonesia hanya investasi dua-tiga persen untuk infrastruktur. Di China setiap tahun mengeluarkan anggaran sembilan persen dari PDB untuk infrastruktur," kata dia. 

Hashim menjelaskan Indonesia harus segera menginvestasikan sembilan persen PDB atau setara Rp540 miliar jika mau mencapai laju pertumbuhan tinggi sebesar sembilan hingga 10 persen, karena jumlah bayi lahir di Indonesia per tahun mencapai lima juta anak.

"Makanya (jika Prabowo terpilih sebagai presiden) kami akan fokus pada hal-hal ekonomi dulu, kami akan melakukan program besar-besaran di infrastruktur, distrik, jalan raya, pelabuhan maritim, bandara, irigasi, kereta api," kata dia.

Pada Senin, PGI menggelar diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014" untuk mengetahui secara jelas visi dan misi pasangan capres-cawapres yang ada saat ini. 

Ketua Umum PGI Andreas mengharapkan paparan visi-misi itu dapat memberikan pemahaman bagi umat kristiani untuk selanjutnya menggunakan hak pilihnya secara bebas. 

Dalam diskusi itu kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla diwakili juru bicara Luhut Pandjaitan, sedangkan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diwakili juru bicaranya Hashim S. Djojohadikusumo. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home