Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 22:37 WIB | Sabtu, 11 April 2015

Hillary Clinton Aktivis Gereja Metodis Sejak Anak-anak

Hillary Clonton ketika berbicara di gereja St Louis Baptist pada tahun 2008. Ia mengatakan, ajaran Metodis sangat fundamental bagi identitas dirinya. (Foto Reuters)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Seiring dengan kian dekatnya pendeklarasian Hillary Clinton menjadi kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat, semakin beragam sorotan terhadap berbagai aspek kehidupannya, termasuk keyakinan agamanya. Mantan Menteri Luar Negeri AS hampir dapat dipastikan akan mengumumkan pencalonannya pada hari Minggu (12/4), kendati  sampai beberapa jam terakhir belum ada konfirmasi dari tim kampanyenya.

Namun, berbagai media telah mengupas tentang aneka sisi kehidupannya, seolah-olah Hillary akan melenggang jadi presiden, seusai Barack Obama menyelesaikan masa jabatannya tahun depan. Salah satunya adalah The Huffington Post, yang menurunkan artikel berjudul Five Information About Hillary Clinton's Religion (Lima Informasi tentang Agama Clinton),  dan dilansir kembali oleh thepicayuneleader.com, sebuah portal berita di New York.  Artikel itu memberikan gambaran tentang kehidupan keimanan Hillary, yang bagi kalangan konservatif AS sangat penting untuk menentukan pilihan. Apalagi Partai Demokrat di AS seringkali dianggap lebih sekular dibandingkan dengan Partai Republik.

Pembersih Altar Gereja

Satu hal yang tampaknya kurang mendapat perhatian, terutama karena Hillary Clinton sendiri tidak ingin ditonjolkan dalam hal itu, ialah bahwa ternyata  sejak masih anak-anak  istri mantan Presiden Bill Clinton ini sudah menjadi seorang aktivis gereja yang taat. "Saat ia bangkit sekali lagi, berkampanye untuk menjadi presiden, salah satu segi dari Hillary Clinton, 67 tahun, yang tidak berubah sejak dia sebagai pengacara, senator dan menteri luar negeri: dia, adalah, dan kemungkinan besar masih akan terus, menjadi seorang Metodis yang  mencita-citakan keadilan sosial," tulis The Huffington Post, memulai ulasannya tentang keyakinan agama Hillary.

Sejak kecil dia dibentuk di tengah tradisi dan nilai-nilai pengajaran gereja Metodis. Salah satu yang umum diajarkan di gereja itu, dan itu juga yang menjadi nilai-nilai Hillary adalah : "Kerjakanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan,  dengan semua kemampuan yang kamu miliki, dengan semua teknik yang kamu bisa, dalam segala situasi yang kamu hadapi, untuk semua orang sekuat tenagamu, selama mungkin yang kamu mampu." Hal ini dituliskan oleh  Paul Kengor dalam bukunya "God and Hillary Clinton."

Sebagai seorang anak perempuan, Hillary adalah bagian dari regu pembersih altar gereja Metodhist Church in Park Ridge, Illinois. Ketika remaja,  ia dibimbing oleh pendeta Don Jones di gereja Chicago, dan pendeta itu tetap menjadi mentornya hingga meninggalnya pada tahun 2009. Lalu sepanjang masa kepresidenan suaminya, ibadah yang paling ia sukai adalah di Foundry United Methodist Church di Washington. Majalah Time menulis bahwa ia juga anggota dari sebuah tim pendoa perempuan di sana.

Sudah cukup umum diketahui bahwa Hillary Clinton selalu membawa Alkitab di dalam tasnya. Tetapi pada tahun 2007 dalam sebuah diskusi di CNN, ia menegaskan bahwa memamerkan keagamaan "bukan cara alami saya." Ia menegaskan, setiap suara yang ia peroleh sebagai senator adalah sebuah pertanggung-jawaban moral.

Ketika dalam diskusi tersebut, host bertanya kepadanya, "Apakah ia percaya Tuhan mengizinkan umatnya menderita?" dengan cepat Hillary mengatakan keberatan berbicara tentang teologi lalu dengan cepat berbalik berbicara tentang aktivisme. Menurut dia, panggilan perjuangan senantiasa meminta dia untuk terus bergerak.

Dalam pidato  di University of Texas tahun 1993, Hillary menyatakan: "Kita memerlukan politik baru untuk menunjukkan....... semua yang kita pikirkan adalah tepat secara moral, etis dan spiritual lalu melakukan yang terbaik yang kita mampu dibawah  kemudi Allah." Tigapuluh hari kemudian, sebuah majalah di New York menampilkan gambarnya sebagai seorang suci.

Secara bercanda, dalam sebuah Forum Agama ia pernah berkata bahwa acap kali permohonannya kepada Tuhan adalah "Oh Tuhan, kenapa kau tidak mau membantu saya mengurangi lemak di tubuh ini?" Tetapi secara serius ia mengakui dalam kehidupannya sehari-hari berdoa adalah kebiasaannya, "untuk penegasan, untuk kebijaksanaan, untuk kekuatan dan untuk keberanian..."

Bagi Hillary Clinton, kasih karunia Tuhan adalah anugerah yang sebetulnya tidak layak diterima manusia, tetapi toh diberikan juga dalam bentuk hari-hari penuh kegembiraan, keindahan, kebaikan, sukacita. Dan hal itu dapat meningkatkan hubungan antara manusia dengan Ilahi dan antara manusia dengan sesama.

Ketika bertarung melawan Barack Obama konvensi Demorat pada tahun 2008, ia mengeritik cara-cara kampanye partai itu yang kurang menonjolkan nilai-nilai spiritual. Padahal, kata dia, adalah sangat penting untuk menempatkan rakyat dengan keyakinan agamanya sebagai aspek yang penting, bahkan merupakan total keberadaan mereka, yang membuat hidup mereka berarti.

April lalu, dalam sebuah pertemuan dengan Majelis Wanita Metodis Bersatu, ia berkata bahwa iman yang ditunjukkan oleh para perempuan itu membimbingnya untuk menjadi "pembela masyarakat dan rumah tangga miskin, perempuan dan orang-orang tertindas dan teraniaya di seluruh dunia, yang hak asasi dan martabatnya sebagai manusia tidak diakui."

Presiden Perempuan Pertama di AS

Apabila jadi mendeklarasikan pencalonannya hari Minggu ini, Hillary akan menjadi kandidat calon presiden Partai Demokrat pertama yang melakukannya untuk pilpres tahun 2016 nanti dan Hillary sampai saat ini memang diperkirakan berada di barisan terdepan diantara calon-calon partainya.

Di Partai Republik sendiri, mantan senator Jim Webb telah membentuk sebuah komite untuk mengeksplorasi calon-calon potensial dari partai tersebut.Pendeklarasian Hillary untuk kedua kalinya mencalonkan diri dari Partai Demokrat, dinilai akan memberi pesan kejutan ke seluruh dunia, yang berpotensi menjadi presiden perempuan pertama di AS.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home