Loading...
HAM
Penulis: Sotyati 11:59 WIB | Senin, 23 Juni 2014

HRW: Pemberontak Suriah Rekrut Pejuang Anak-anak

HRW: Pemberontak Suriah Rekrut Pejuang Anak-anak
Human Rights Watch mendesak kelompok-kelompok pemberontak Suriah untuk menghentikan perekrutan anak-anak dan remaja dalam konflik horizontal. (Foto: saebpress.com)
HRW: Pemberontak Suriah Rekrut Pejuang Anak-anak
Peneliti Human Rights Watch, Priyanka Motaparthy. (Foto: HRW)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Human Right Watch (HRW) pada Senin (23/6) mendesak kelompok-kelompok pemberontak Suriah untuk berhenti merekrut remaja dan memperingatkan para pendukung dari pihak asing bahwa mereka bisa terlibat dalam kejahatan perang.

Pengawas HAM yang berbasis di New York itu menuduh pemberontak menggunakan anak-anak berusia 15 tahun untuk bertempur, membantu upaya mereka menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dalam konflik berdarah yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

Beberapa kelompok pemberontak merekrut remaja dengan kedok memberikan pendidikan, ujar HRW dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada Senin.

Islamis radikal di Suriah meliputi kelompok jihadis Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) secara khusus merekrut anak-anak melalui kampanye sekolah gratis yang melibatkan pelatihan bersenjata, dan memberikan mereka tugas-tugas berbahaya, seperti misi pengeboman bunuh diri.

Laporan HRW tersebut diambil dari pengalaman 25 anak yang menjadi tentara, beberapa masih bertempur, yang tergabung dalam kelompok ISIL, Free Syrian Army (FSA), Islamic Front, Al-Nusra Front yang memiliki kaitan dengan Al Qaeda serta pasukan Kurdi.

Anak-anak tersebut diwawancarai oleh HRW dan mengatakan mereka ikut dalam perang, bekerja sebagai penembak, bertugas di pos pemeriksaan, memata-matai, merawat yang terluka, atau membawa amunisi serta perlengkapan lainnya ke garis depan.

Banyak yang mengatakan mereka bergabung karena mengikuti teman-teman atau keluarga, sementara yang lain mengatakan mereka masuk setelah mengambil bagian dalam demonstrasi damai menyerukan perubahan politik yang memicu konflik pada Maret 2011.

“Kelompok-kelompok bersenjata Suriah seharusnya tidak menargetkan anak-anak -- yang telah melihat keluarga mereka dibunuh, sekolah dibombardir, dan masyarakat dihancurkan -- dengan merekrut mereka,” kata Priyanka Motaparthy dari HRW.

Konflik bersenjata Suriah yang sudah sangat mengerikan itu diperburuk dengan membawa anak-anak ke garis depan.

Jumlah tentara anak-anak yang ikut berperang dalam konflik Suriah tidak diketahui, tetapi Violations Documentation Centre, organisasi yang condong ke pihak oposisi, melaporkan bahwa 194 anak-anak “nonsipil” tewas sejak September 2011. (AFP/Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home