Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 21:05 WIB | Jumat, 08 Januari 2016

Ibadah Natal PT Sinar Kasih: Tumbuhkan Semangat Kekeluargaan

Pelayan Firman, Pdt. Dr. Martin Lukito Sinaga dalam khotbah Ibadah Syukur Natal dan Tahun Baru 2016 di Lingkungan Sinar Kasih, hari Jumat (8/1) di Lantai 6 Gedung Sinar Kasih, Jl. Dewi Sartika, Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam menyongsong Tahun Baru, seluruh umat manusia diharap menyambut dengan semangat kekeluargaan seperti keluarga Yusuf, Maria, dan Yesus.

“Keluarga penting untuk meneladani Natal dan semangat Tahun Baru, semangat kekeluargaan harus tetap terpancar bersama-sama di tengah lingkungan rumah kita, dan lingkungan kerja,” kata Pelayan Firman, Pdt. Dr. Martin Lukito, Sinaga dosen Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). dalam khotbah Ibadah Syukur Natal dan Tahun Baru 2016 di Lingkungan PT.Sinar Kasih, hari Jumat (8/1) di Lantai 6 Gedung Sinar Kasih, Jl. Dewi Sartika, Jakarta.

Martin mendasarkan renungan Natal dan Tahun Baru pada Lukas 2: 41-52. Ini adalah perikop yang mengisahkan Yesus berada di bait Allah dan banyak orang tercengang oleh kefasihannya bertanya- jawab tentang firman Tuhan, padahal usianya saat itu baru 12 tahun.

“Kisah yang baru kita baca tadi adalah kisah keluarga,” kata anggota Dewan Redaksi satuharapan.com ini.

“Keluarga penting dalam orang menghayati Natal dan Tahun Baru, keluarga Sinar Kasih penting dalam menghayati Natal dan Tahun Baru, sepeti keluarga Yesus,” kata dia.

Martin menjelaskan bahwa sesungguhnya bila hendak mengacu kepada keluarga,  dalam sudut pandang kehidupan fisik jasmani, keluarga Yesus bukan keluarga yang ideal.

“Sama seperti keluarga di mana-mana, seperti keluarga yang sering kita jumpai di sekitar kita, mereka mengalami kekecewaan, menghadapi ketidak-mengertian,” kata dia.

Martin memberi contoh bagaimana Yusuf pada awalnya kecewa karena menemukan Maria yang mengandung sebelum mereka menikah.

Sementara Maria pun tidak mengerti sepenuhnya apa yang sedang ia alami.

Sampai kemudian Yusuf bermimpi. Dan dari mimpi itu ia melangkah dari kekecewaannya.

“Ternyata Alkitab mengatakan dalam keluarga harus ada yang bermimpi. Jadi tidak sekadar berhenti pada kekecewaan. Di sisi lain Maria yang menghadapi ketidak mengertian, dengan rendah hati terus mencari hikmat sehingga bertambahlah pengetahuan dan kebijaksanaan. Dari ketidakmengertian ternyata dapat lahir kebijaksanaan,” Martin menjelaskan.  

“Keluarga harus memiliki mimpi seperti Yusuf, dan ada pengertian-pengertian seperti Maria yang selalu berusaha mencari pengertian akan bayi yang dia kandung dari Roh Kudus, Maria tidak mengerti mengapa dia mengandung, namun Yusuf membantunya senantiasa mencari hikmat,” kata Martin.

Martin mengharapkan semangat Natal dan  Tahun Baru di lingkungan PT. Sinar Kasih menumbuhkan semangat kekeluargaan yang terus meneladani keluarga Yesus Kristus, karena ada yang memberi teladan, ada yang selalu mencari pengertian.

“Mimpi, pengertian dan hikmat, peristiwa ini menyadarkan kita ada momen untuk  menambah pengertian, dan ada wisdom yang harus kita kerjakan bersama-sama,” kata Martin.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home