Loading...
EDITORIAL
Penulis: Redaksi Editorial 08:39 WIB | Jumat, 24 Januari 2020

Imlek 2571 di antara Wabah dan Pesan Kebangsaan

(Foto ilustrasi: Ist)

SATUHARAPAN.COM-Tahun baru dalam kalender lunar yang dirayakan oleh warga Tionghoa atau tahun baru Imlek kali ini yang jatuh pada hari Sabtu (25/1) dirayakan dengan keprihatinan. Ini terutama di China sendiri yang pada tahun 2571 ini harus bekerja keras menghadapi penyebaran wabah virus corona yang masih misterius.

Virus ini tersebar dari kota Wuhan di China tengah dan telah menewaskan setidaknya 17 orang, dan ratusan lain telah diidentifikasi mengidap penyakit ini. Penybarannya sangat cepat. Selain di China, dan juga Hong Kong dan Macau, virus ini ditemukan pada pasien di Thailand, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Seriusnya wabah ini terlihat bahwa China memutuskan untuk menutup dua kota dengan melarang orang-orang keluar dan masuk kota itu untuk mencegah penyebaran penyakit itu. Berbagai acara publik di China dibatalkan, dan virus ini membuat organisasi kesehatan dunia, WHO, mengadakan pertemuan darurat untuk mengambil sikap.

Bagi kita, suasana perayaan Imlek kali ini juga diwarnai kewaspadaan untuk mencegah penularan virus itu agar jangan sampai masuk di Indonesia, terutama ditujukan kepada warga yang pernah bepergian ke kota Wuhan atau kota lain di China, untuk menghindari berada di kerumunan. Namun demikian bagi warga Tionghoa di Indonesia, ada hal lain yang patut dirayakan pada tahun baru Imlek ini.

Tahun baru Imlek bagi kita, bangsa Indonesia, mengingatkan akan figur penting presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid yang biasa dipanggil Gus Dur. Dia tidak lama menduduki jabatan itu (1999-2001), namun telah menancampakn tonggak penting yang menguatkan ikatan kebangsaan (persautuan dan kesatuan), persaudaraan, dan kemanusiaan.

Di masa pemerintahannya Gus Dur menerima perubahan penyebutan Irianjaya dengn Papua, dan mengakui Kong Hu Cu sebagai agama di Indonsia. Ini juga kemudian memiliki kaitan bahwa Barongsai dan liong boleh ditampilkan di publik, terutama pada perayaan tahun baru Imlek. Bahkan pada tahun 2001, tahun baru Imlek juga menjadi hari libur. Yang terakhir ini ditetapkan semasa pemerintahan penggantinya, Megawati Soekarnoputri.

Oleh karena itu, sekalipun perayaan tahun baru Imlek 2571 ini diwarnai keprihatinan dengan menyebarnya wabah virus corona yang mematikan, di Indonesia tetap pantas merayakannya, karena ini mengingatkan kita akan penguatan kesadaran baru tentang kebangsaan, persaudaraan dan kemanusiaan. Bahkan perayaan dengan pemaknaan seperti itu makin relevan karena sampai hari ini kita masih menghadapi masalah-masalah sektarian, dan diskriminasi atas dasar keyakinan dan etnis di dalam kehidupan masyarakat. Apalagi ada upaya-upaya untuk membawa hal ini di kancah politik.

Dalam sisi ini, Imlek bagi warga Tionghoa, terutama yang menganut agama Budha dan Kong Hu Cu, sebagai perayaan menyambut tahun baru, tetapi juga pantas dirakayakn oleh warga bangsa Indonesia lainnya yang terus berkomitmen pada persatuan dan kesatuan bangsa, pada persaudaraan umat manusia dan kemanusiaan.

Jika di perayaan tahun baru, demikian juga Imlek, orang-orang menyampaikan harapan melalui doa di rumah ibadah (Klenteng atau Wihara), maka salah satu hal yang sepatutnya diharapkan adalah untuk meneruskan dan memperkuat warisan Gus Dur ini bagi kehidupan bangsa dan negara. Dan para pemimpin kita di berbagai tingkatan, semestinya juga mewarikan kepemimpinannya dalam hal lain lain yang memperkuat bangsadan negara kita. Hal ini kita harapkan juga akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Pressiden KH Ma’ruf Amien.

Bagi bangsa Indonesia, tahun baru Imlek bukan sekadar perayaan menyambut tahun baru dari sistem kalender lunar, tetapi juga memiliki nuansa untuk sebuah peringatan tentang upaya terus-menerus membangun ikatan kebangsaan (perasatuan dan kesatuan), persaudaraan dan kemanusiaan dalam wadah Negara Repulik Indonesia.

Seluruh jajaran satuharapan.com menyampaikan selamat merayakan tahun baru Imlek 2571.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home