Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:53 WIB | Selasa, 08 Oktober 2013

Indonesia Lukisan Tuhan, Jangan Dirobek dengan Mengatasnamakan Kekerasan

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Prof. Dr. Nasaruddin Umar. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar mengibaratkan Indonesia sebagai sebuah lukisan indah Tuhan, penuh dengan warna-warni. Dia berharap supaya lukisan itu tidak dirobek dengan tindakan kekerasan.

“Indonesia adalah lukisan Tuhan. Jangan merobek-robek lukisan ini atas nama apapun, apalagi melakukan kekerasan,” kata Narasuddin Umar dalam pembukaan acara Mahaniti Loka Dhamma III 2013 di Taman Impian Jaya Ancol, pada Senin (7/10) kemarin malam di Jakarta Utara.

Menurut Wamenag, lukisan tidak akan indah ketika monoton warna putih, tapi akan indah ketika berwarna-warni. Dia mengatakan,  Indonesia dibangun di atas pondasi keberagaman dan kemajemukan, termasuk dengan kehidupan umat beragama. “Namun jangan atas nama kebebasan kita membuka aib orang lain. Kita melegalkan sesuatu yang tabu. Tata krama menjadi hilang sehingga tidak ada lagi kesantunan,” ungkap Wamenag prihatin, seperti dilansir dari laman kemenag.go.id.

Dalam acara itu, Nasaruddin Umar mengimbau, agar umat Buddha di Tanah Air tidak perlu merasa minoritas di negerinya sendiri. Karena yang sedikit itu memiliki arti yang penting, seperti penyedap pada suatu hidangan atau masakan. “Tanpa bumbu masak, apakah enak itu makanan,” kata  Wamenag mengumpamakan.

Generasi Unggul

Terkait dengan Mahaniti Loka Dhamma III 2013, Wamenag berharap kegiatan ini akan melahirkan generasi yang unggul. Generasi yang tidak hanya mampu menangkap materi ilmu pengetahuan semata, namun juga memiliki kesadaran batin yang kuat. Karena ilmu tanpa pendalaman batin, maka hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Pembukaan kegiatan ini diikuti 280 peserta perwakilan dari Perguruan Tinggi Buddha negeri dan swasta berlangsung meriah. Dalam event ini ada beberapa macam lomba, yakni lomba penulisan dan presentasi artikel ilmiah Buddhis, penulisan dan presentasi proposal penelitian, cipta media pembelajaran, bercerita, menyanyi dan cipta karya kerajinan.

Hadir pada acara ini, Dirjen Bimas Buddha Joko Wuryanto, Dirjen Bimas Hindu Yudha Tri Guna, Staf Khusus Menteri Agama Budi Setiawan dan sejumlah pejabat lain. “Tentu  ke depan diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang memiliki ahlak mulia. Sehingga PTAB lulusannya dapat menjadi contoh bagi perguruan lain di tanah air,” kata Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Heru Budi Santoso.

Selama berlangsung pembukaan, para siswa menampilkan sejumlah tarian Nusantra mulai dari seni Melayu bernuansa Islam, tari saman dari Aceh hingga jenis tarian bernuansa Majapahit yang kental dengan ritual Buddha. Ribuan mahasiswa  yang memenuhi ruang pertemuan utama Puteri Duyung tersebut nampak menikmati suguhan tarian tersebut.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home