Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 15:54 WIB | Selasa, 14 Februari 2017

Investor Global Yakin Ahok Lolos ke Putaran Kedua

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut dua menyambut jabat tangan dari pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut tiga sebelum acara debat putaran terakhir digelar di gedung Bidakara, Jakarta Selatan, hari Jumat (10/2). (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Semua mata tertuju ke Jakarta besok. Investor global akan mencermati hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, yang bagi mereka merupakan pertarungan dua kubu belaka: Ahok-Djarot dan dua penantangnya.

Ini dikatakan oleh Shuly Ren, Kolomnis Asia di Barron Asia, dalam tulisannya yang berjudul provokatif, "Jakarta Election: Sell Indonesia If Ahok Loses?"

Ia mencatat, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, yang merupakan pasangan calon petahana, masih terdepan menurut sejumlah survei. Namun, diyakini Pilgub kali ini akan berlangsung dua putaran.

Ahok-Djarot diperkirakan masih akan bertarung entah dengan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni atau dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada April mendatang. Dan investor umumnya yakin dan berharap Ahok-Djarot sebagai pemenang.

Selama ini Ahok dikenal sebagai sekutu dari Presiden Joko Widodo. Karena itu, hasil Pilgub besok juga banyak dikaitkan dengan sang presiden.

"Investor global telah masuk ke pasar Indonesia karena platform reformasi dan pertumbuhan ekonomi Jokowi. Jadi apakah kita perlu khawatir bila Ahok kalah?," itu pertanyaan yang dia lontarkan.

Bila menyimak analisis Euben Parcuelles dari Nomura Securities, yang dikutip oleh Ren  dalam tulisannya, investor global tampaknya tidak perlu khawatir berlebihan atas hasil Pilgub.

"Ahok bertarung dengan platform anggaran yang lebih besar untuk infrastruktur, yang menurut kami baik untuk Jakarta," demikian Paracuelles menulis.

Paracuelles mencatat dari berbagai polling, elektabilitas AHY-Sylvi maupun Anies-Sandi konsisten di angka 26-27 persen masing-masing. Sementara pada survei-survei yang diselenggarakan Desember dan Januari, elektabilitas Ahok berada di atas 30 persen.

Tampaknya, menurut Paracuelles, dua penantang Ahok akan mengantongi suara sedikit di atas 50 persen bila digabungkan, dan angka itu cukup stabil di antara mereka.

"Kami berkeliling Jakarta pekan lalu dan bertemu dengan klien, bank, korporasi, lembaga keuangan dan juga beberapa pengambil kebijakan. Menurut kesan kami, warga tidak terlalu khawatir tentang Pilgub dan mayoritas klien mengharapkan Ahok akan memenangkan Pilgub di putaran kedua -- kemungkinan akan berhadapan dengan AHY-Sylvi," lanjut Paracuelles.

Ia juga menyebutkan bahwa Presiden Jokowi berada dalam kendali penuh atas Kepolisian dan TNI.

"Kesan kami dari para pembuat kebijakan ialah bahwa adanya risiko di sekitar prospek ekonomi, khususnya dari faktor eksternal, memotivasi lebih banyak reformasi. BKPM, sebagai contoh, terus menekankan perintah presiden yang sangat jelas untuk terus membuka pasaar dan melakukan deregulasi setelah sukses sebelumnya dalam perbaikan peringkat kemudahan berbisnis Bank Dunia. Revisi Daftar Negatif Investasi selanjutnya sedang dibahas," tulis Paracuelles

Meskipun demikian, Ren juga mencatat bahwa banyak warga negara asing khawatir. Pasar Indonesia tahun ini merupakan yang paling kurang memuaskan. Berdasarkan iShare MSCI Indonesia ETF (EIDO), Indonesia hanya mencatat gain 4,4 persen, terburuk di antara negara-negara satu level di Asia Tenggara. Sementara itu iShare Asia ex-Japan ETF (AAXJ), sebagai perbandingan, telah naik 10 persen.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home