Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:30 WIB | Minggu, 18 Januari 2015

Investor Kembangkan Pabrik Gula di Kabupaten Dompu

Ilustrasi perkebunan tebu. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kalangan investor nasional siap mengembangkan pabrik gula dan perkebunan tebu di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, guna meningkatkan produksi gula dalam negeri.

Project Manager PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) Yohan Setiawan di Jakarta, Minggu (18/1), mengatakan pihaknya tertarik membangun pabrik gula dan perkebunan tebu di Dompu, karena kawasan tersebut sangat sesuai untuk pengembangan komoditas tersebut, terutama dari segi agroklimat cocok bagi tanaman tebu.

Menyinggung investasi untuk pembangunan industri gula tersebut, dia mengatakan, sekitar Rp 2 triliun di mana 60-70 persen dialokasikan untuk pabrik dan 30-40 persen bagi pengembangan perkebunan tebu.

Saat ini, proses pembangunan pabrik sudah mencapai 48 persen dan ditargetkan pabrik yang hanya ada satu-satunya di wilayah Indonesia bagian timur itu bisa beroperasi pada akhir 2015.

"Mesin-mesin penggiling yang didatangkan dari India sudah memasuki tahap pengangkutan ke Surabaya. Kami menargetkan pembangunan pabrik selesai pada Oktober 2015. Sehingga pada akhir tahun ini, uji coba mesin bisa dilakukan," kata dia.

Rencananya, pabrik yang berlokasi di Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat tersebut akan memulai penggilingan tebu perdana pada April 2016 dengak kemampuan produksi gula pasir kristal putih dari 750 ribu ton tebu setiap tahunnya.

Menurut Yohan, tebu tersebut dihasilkan dari lahan inti milik perusahaan yang diberikan oleh pemerintah daerah (Pemda) seluas 5.500 hektare (ha) dengan status hak guna usaha (HGU). Dari lahan seluas itu, baru tertanami tebu seluas 400 hektare sejak 2009.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga bermitra dengan petani tebu yang mencapai sebanyak 1.500 orang dengan luas lahan 16.000 ha dan sejak tahun 2011 sudah dilakukan penanaman.

Dia menjelaskan, setiap tahun menargetkan perluasan lahan areal tanam sekitar 2.000 ha-3.000 ha sehingga pada akhir tahun 2015, perkebunan tebu sekitar kawasan kaki Gunung Tambora mencapai 4.500 ha. Luas lahan tersebut terdiri 2.500 ha lahan milik petani dan 2.000 ha lahan milik perusahaan.

"Pada 2017, luas kebun tebu diharapkan mencapai 7.000 ha. Petani pun bisa menanami lahan itu dengan tebu untuk menunjang produksi agar kontinuitas bahan baku tetap lancar," kata dia.

Yohan menyatakan, dengan adanya pabrik gula di NTB diharapkan dapat menunjang produksi gula nasional sehingga mampu menekan angka impor komoditas tersebut.

"Setidaknya kami akan memasok kebutuhan gula untuk Indonesia wilayah Timur khususnya wilayah NTB, NTT dan Bali yang pasarnya masih cukup besar," kata dia.

Selama ini, tambahnya, kebutuhan gula di kawasan Indonesia Timur sangat bergantung dengan pasokan dari Pulau Jawa, namun karena biaya transportasi yang tinggi sehingga tidak adanya jaminan pasokan.

Menurut dia, kualitas gula yang akan dihasilkan oleh pabriknya adalah kualitas gula tertinggi mendekati SNI 1, karena bibit yang digunakan adalah bibit unggulan dengan masa tanam 6-7 bulan dan menghasilkan tanaman tebu setinggi hingga 3,5 meter.

Sementara itu penanggung jawab proyek PT SMS, Hilman Manan menyatakan, keberadaan pabrik tebu di Dompu diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, terutama warga sekitar pabrik, karena akan banyak tenaga kerja yang diserap.

Selain itu, tambahnya, masyarakat juga bisa menanam tebu di kebun miliknya dan menjualnya ke pabrik bermitra dengan perusahaan.

"Komitmen kami untuk menyejahterakan masyarakat terlihat dari sistem kami membeli tebu dengan sistem putus. Sehingga tidak ada calo yang bermain. Penjualan ini pun lebih menguntungkan petani. Karena kami membelinya dengan harga tertinggi antara Rp 380.000 hingga Rp 400.000 per ton," kata dia.

Dengan sistem pembelian putus, tambahnya, pihaknya juga sudah menyiapkan koperasi yakni Koperasi Tambora Sejahtera, untuk menfasilitasi petani.

Untuk menjaga kesinambungan pasokan bibit tebu, pihaknya juga mengembangkan kebun pembibitan seluas 700 hektare, terdiri milik perusahaan 100 hektare dan milik petani 600 hektare.

Bibit hasil dari kebun pembibitan tersebut, tambahnya, nantinya akan dibagikan kepada petani mitra untuk ditanaman di kebun-kebun mereka. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home